Ratusan Siswa Pentas Bersama dalam Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS)
Para pelajar tersebut berasal dari 29 sekolah (SD dan SMP) di kota Makassar, baik negeri maupun swasta.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Arif Fuddin Usman
Citizen reporter
Rusdin Tompo
Fasilitator Anak/Peserta GSMS melaporkan dari Kecamatan Rappocini, Makassar
TRIBUN-TIMUR.COM - Ratusan siswa akan mengadakan pementasan dan pameran bersama Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) 2018 di Perpustakaan Multimedia, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Selasa dan Rabu, 11-12 Desember 2018.
Para pelajar tersebut berasal dari 29 sekolah (SD dan SMP) di kota Makassar, baik negeri maupun swasta.
Pementasan dan pameran ini akan menampilkan karya dan proses kreatif hasil binaan para seniman dari berbagai cabang seni, yakni Tari, Teater, Musik, Sastra, dan Lukis.
Baca: Bengkel Sastra FBS UNM Gelar Pertunjukan Bertajuk Panggilan Pulang
Baca: Lihat Gaya Devo Khaddafi Pandu Talkshow di The Jakarta Theater
Anak-anak ini merupakan hasil didikan selama 3 bulan oleh para seniman di Makassar, seperti Mami Kiko (pendongeng), Asis Nojeng (teater/aktor), Rahmat Soni (teater gandrang bulo), Rusdin Tompo (puisi), Ishakim (pelukis), dan beberapa seniman lainnya.
Pada hari pertama, acara dimulai pukul 09.00 pagi menampilkan 14 sekolah, sementara pada hari kedua menampilkan 15 sekolah.
Nama-nama sekolah yang akan tampil antara lain SDN Minasa Upa, SDN Borong, SDN Kompleks Sambung Jawa, SDN Katangka, SD Gamalial, SMP Kartika, dan SMP Negeri 37.
Asis Nojeng, seniman multitalenta yang menjadi peserta program GSMS memberi apresiasi atas gerakan ini.
Lelaki bergelar doktor yang akrab disapa Nojeng itu menuturkan bahwa dirinya ingin memperkenalkan teater kepada anak-anak agar dapat mencintai teater dan kelak dapat konsisten di dunia teater.
"Antusiasme anak-anak sangat luar biasa. Mereka semangat mengikuti latihan teater. Jadwal latihan pkl. 15.30 eh mereka sudah datang pkl. 15.00," kisah pemeran sejumlah film produksi Makassar itu.
Dijelaskan, kendala kegiatan yang dilakukan bersama murid SDN Katangka nyaris tidak ada, tapi tantangannya banyak karena ide-ide yang dia temukan harus sesuai dengan keinginan anak-anak.
Nojeng berharap, semoga pemerintah semakin memikirkan seni di sekolah agar anak-anak tidak terlalu tertekan dengan pelajaran yang ada di bangku sekolah.
"Bermain seni merupakan tamasya pada kedalaman hati dan ketajaman intuisi. Semoga seni mendapat ruang di sekolah-sekolah dan di hati anak-anak," kuncinya.
Bagi Rahmat Soni, keikutsertaannya dalam GSMS tahun ini merupakan yang kedua kalinya. Lelaki yang akrab dipanggil Romo itu berbagi pengalaman seni teater di SDN Minasa Upa.