Bengkel Sastra FBS UNM Gelar Pertunjukan Bertajuk Panggilan Pulang
Salah satu pertunjukkan di area terbuka yaitu panggung puisi. Selain para mahasiswa baru yang tampil dengan beragam judul puisi dan musikalisasi puisi
Penulis: Munawwarah Ahmad | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan Tribun Timur Munawwarah Ahmad
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Setiap fakultas maupun program studi di perguruan tinggi, memiliki cara berbeda dalam melakukan kaderisasi terhadap mahasiswa baru. Termasuk yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Makassar (UNM).
Bertajuk "Mantra" panggilan pulang, bengkel sastra yang merupakan lembaga seni dibawah naungan jurusan, kembali menggelar pertunjukkan dan pameran di kampus UNM Parangtambung, Senin-Rabu (10-12/12/2018).
Salah satu pertunjukkan di area terbuka yaitu panggung puisi. Selain para mahasiswa baru yang tampil dengan beragam judul puisi dan musikalisasi puisinya, sejumlah senior juga nampak tampil. Seperti yang dilakukan tiga sahabat Asri, Desriana dan Ronisalasa. Ketiganya merupakan alumni yang hadir pada pembukaan dan didapuk membacakan puisi.
Baca: FOTO: Sidang Abu Tour, Dengarkan Saksi 2 Perempuan Soal Transfer Dana Rp 1,2 M
Baca: Jubir Bantah Ketua Tim Soal Kedatangan Jokowi, Wasekjen Golkar Sebut Batal, Wasekjen PSI: Ndak Benar
Salah satu puisi yang dibawakan yaitu puisi yang bercerita tentang bom Bali yang menewaskan banyak orang tersebut. Suasana hening mengiringi bait-demi bait puisi ketiganya.
"Kalau pengkaderan kita seperti ini konsepnya. Dan ini sendiri konsep yang baru. Karena kami fokus terhadap pameran budaya dan kuliner yang dikemas apik dalam sejumlah pertunjukkan,"kata Ketua Bengkel Sastra Muhammad Mursyif Rahman, Senin sore.
Untuk pameran budaya seperti puisi,musik dan teater, seluruh karya merupakan hasil ciptaan mahasiswa baru Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNM.
"Ini semua mereka yang buat, mereka juga yanh memproduksi dan pementasan. Senior hanya ikut mendampingi dan membantu jika ditemukan kesulitan,"tambah Mursyif.
Dan hal lain yang paling menarik yaitu dihadirkannya sejumlah permainan tradisional. Seperti enrang, layangan dan ayunan dari ban motor bekas yang digantung dibawah pohon depan gesung perkuliahan FBS.
"Di hari terakhir kami agendakan bedah buku dan diskusi sastra,"tambah Musyrif.
Selama pelaksanaan, panggung puisi bisa dijajal oleh siapa saja. Termasuk para pengunjung dan dosen UNM. (*)