Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dekan FTI UMI Zakir Sabara H Wata Berhasil Jadi Doktor Tanpa Ujian Promosi

Namun, lain lagi Zakir Sabara H Wata yang kini menjabat Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) pada Universitas Muslim Indonesia (UMI).

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
Dekan FTI UMI, Zakir Sabara H Wata (tengah) bersama dengan promotor dan penguji usai diseminasi disertasi di kampus PPs Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Rabu (5/12/2018). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Lazimnya, sebelum seorang mahasiswa S-3 meraih gelar doktor, maka wajib melewati tahap ujian terbuka promosi doktor di hadapan sidang terbuka senat guru besar.

Jika tahap itu tak dilalui, maka tak bisa melangkah ke tahap selanjutnya, yakni yudisium hingga wisuda.

Namun, lain lagi Zakir Sabara H Wata yang kini menjabat Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) pada Universitas Muslim Indonesia (UMI).

Sebelum meraih gelar doktor ilmu lingkungan dari Program Pascasarjana (PPs) pada Universitas Brawijaya, dia tak diwajibkan mengikuti ujian terbuka promosi doktor.

Sebagai gantinya, dia hanya diwajibkan melakukan diseminasi disertasinya yang berjudul Pendekatan Robust Decision-Making dalam Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Air Minum di Kota Makassar.

Diseminasi disertasi pun telah berlangsung, Rabu (5/12/2018), di kampus PPs Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.

Privilege tak wajib mengikuti ujian promosi doktor didapatkan Zakir karena disertasinya telah menghasilkan 3 makalah.

"Satu makalah diterbitkan di jurnal terindeks Directory of Academy Research Journals (DoARJ) dan 2 diterbitkan di jurnal terindeks Scopus," kata Zakir.

Lanjut, kata Zakir, di antara mahasiswa seangkatannya, baru dirinya yang bisa mendapatkan privilege itu.

Usai diseminasi disertasi, selanjutnya Zakir akan mengikuti yudisium, Jumat (14/12/2018) dan wisuda, Sabtu (15/12/2018).

Zakir mulai menempuh pendidikan doktonya pada awal 2014 dan tamat pada akhir 2018.

Promotor dan Penguji

Dalam penyusunan disertasinya, Zakir didampingi 3 promotor, 3 penguji, dan 1 ketua sidang.

Promotor: Prof Soemarno,

Co-promotor: Amin Setyo Leksono PhD dan Dr Andi Tamsil.

Penguji 1:  Agus Suharyanto PhD,

Penguji 2: Dr Imam Hanafi,

Penguji 3: Dr Hasnidar Yasin.

Ketua sidang: Prof Abdul Hakim.

Tahapan Penyusunan Disertasi Universitas Brawijaya

Berikut 6 tahapan penyusunan disertasi pada PPs Universitas Brawijaya sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Nomor 94 Tahun 2014.

Tahapan penyusunan disertasi tiap perguruan tinggi kadang berbeda.

1. Ujian kualifikasi, 

2. Sidang komisi proposal,

3. Ujian proposal disertasi,

4. Seminar hasil,

5. Ujian kelayakan,

6. Ujian disertasi.

Masalah dalam Pengambilan Keputusan di PDAM

Dalam penyusunan disertasinya, Zakir melakukan riset terhadap masalah dihadapi PDAM Kota Makassar dalam pengelolaan sumberdaya air untuk air minum beberapa tahun terakhir.

Ada 5 masalah dihadapi perusahaan daerah tersebut, yakni kurangnya pasokan air baku, menurunnya kualitas air baku, keadaan infrastruktur, pembiayaan, dan kerentanan akibat perubahan iklim masa depan yang tidak pasti.

Lalu, bagaimanana manajemen dan stakeholder mengambil keputusan dalam menyelesaikan kelima masalah tersebut? 

Melalui risetnya, Zakir kemudian mencoba membantu menemukan solusi pengambilan keputusan dengan menggunakan pendekatan Robust Decision-Making (RDM).

Berdasarkan hasil penelitian, Zakir menyimpulkan bahwa keputusan-keputusan strategis dalam perencanaan pengelolaan sumberdaya air untuk air minum di Kota Makassar yang telah dituangkan ke dalam rencana induk PDAM Kota Makassar maupun Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang (BBWS-PJ) belum sepenuhnya berkinerja baik di bawah kondisi perubahan iklim global masa depan yang tidak menentu atau tidak dapat diprediksi.

Keputusan- keputusan strategis yang dituangkan dalam rencana induk berkinerja optimal hanya pada kondisi tertentu.

Ketidakpastian pada masa depan juga mengubah cara pandang para pemangku kepentingan dan melakukan pengkajian ulang terhadap metode yang digunakan saat ini dalam mengembangkan rencana induk pengelolaan sumberdaya air untuk air minum di Kota Makassar.

Metode perencanaan yang digunakan saat ini lebih banyak menggunakan algoritma pengoptimalan klasik seperti pemrograman matematika.

Menurut Zakir dalam ringkasan disertasinya, metode-metode ini memang cukup andal dan mencapai kinerja yang optimal untuk kondisi yang dapat diprediksi dan diperhitungkan, namun memiliki keterbatasan terutama ketidakmampuan beradaptasi dengan ketidakpastian dari perubahan iklim global di masa depan.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved