Tahun 2019, Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Antara 7,2-7,6 Persen, BI: Banyak Tantangan
"Namun dengan berbagai tantangan yang perlu menjadi perhatian," katanya.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Arif Fuddin Usman
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Optimisme diusung Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KP) Sulawesi Selatan yang menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi di 2019 mendatang.
Tercatat, BI memprediksi pertumbuhan ekonomi di Sulsel, sepanjang 2018 di angka antara 7,0 persen hingga 7,4 persen. Namun di 2019 naik, antara 7,2 persen hingga 7,6 persen.
Kepala BI KP Sulsel, Bambang Kusmiarso, Selasa (4/12/2018), mengatakan, melihat kondisi perekonomian Sulsel untuk prediksi tersebut ia berlandaskan pada pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan III 2018, yakni 7,17 persen per tahun atau year-on-year (yoy).

Baca: Terungkap Tanggal Lindswell Kwok Menikah Hingga 4 Hal Terkait Asmaranya dengan Achmad Hulaefi
Baca: FOTO: Perminataan Jas Hujan dan Payung di Hypermat Panakkukang, Meningkat Drastis
Pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2018 di Hotel Claro Jl AP Pettarani Makassar, Bambang menjelaskan, angka itu menjadi yang tertinggi ketiga secara nasional setelah Maluku Utara dan Sulawesi Barat.
“Hal ini menunjukkan Sulsel terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, yang ditunjukkan dengan pangsa terhadap ekonomi nasional yang cenderung meningkat,” katanya.
Apalagi ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional, tren kenaikan pertumbuhan Sulsel, diperkirakan juga akan terus berlanjut, sehingga pada tahun 2019 diperkirakan berada dalam kisaran 7,2 persen–7,6 persen (yoy).
"Namun dengan berbagai tantangan yang perlu menjadi perhatian," katanya.
Beberapa hal yang diperkirakan dapat menjadi pendorong pertumbuhan tersebut seperti berlanjutnya stimulus fiskal pemerintah untuk terus meningkatkan infrastruktur di luar daerah.
"Peningkatan infrastruktur di luar daerah tersebut akan memberikan dampak multiplier sehingga pertumbuhan menjadi lebih inklusif sekaligus memberikan akses pariwisata yang lebih baik," katanya.
Lalu perang dagang antara Amerika dan Tiongkok berkutat pada barang- barang teknologi. Adapun komoditas ekspor utama Sulsel merupakan produk makanan dan minuman sehingga relatif tidak tergantikan.
"Perbaikan kondisi fundamental beberapa komoditas unggulan seperti kakao, kopi, rumput laut, ikan-ikanan, dan komoditas yang sesuai selera pasar global akan mampu mendorong kinerja ekspor yang diperkirakan tetap mengalami surplus neraca perdagangan," katanya.

Kemudian, pelaksanaan pemilu serentak akan mendorong konsumsi rumah tangga yang diimbangi dengan tetap kuatnya investasi swasta selama pemilu tersebut berjalan dengan aman.
"Sementara itu, dari sisi Lapangan Usaha, infrastruktur bendungan untuk pertanian yang akan beroperasi di tahun 2019 diperkirakan dapat meningkatkan produksi tanaman bahan makanan," katanya.
Masih positifnya pertumbuhan harga komoditas khususnya nikel juga akan memberikan dampak positif pada lapangan usaha pertambangan.