Study Club Himahi Unibos Bahas Stigma Negatif Indonesia Terhadap Warga Negara Asing
Study Club Himahi bekerja sama dengan Rotary Youth Exchange dengam menghadirkan beberapa mahasiswa pertukaran pelajar
Penulis: Munawwarah Ahmad | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur Munawwarah Ahmad
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR- Study Club Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (Himahi) Universitas Bosowa (Unibos) Makassar menggelar sharing session dengan tema "INDONESIAN VS FOREIGNER STIGMA" di auditorium Aksa Mahmud Unibos, Selasa (4/12/2018) sore.
Study Club Himahi bekerja sama dengan Rotary Youth Exchange dengam menghadirkan beberapa mahasiswa pertukaran pelajar. Mereka adalah Hallie Eliza Malsbury- United States, Ayelén Reyes Meza dari Mexico dan Elliot Killian Matheo Jouvin France.
Baca: Perceraian di Maros Didominasi Umur 25 Tahun
Baca: Senat Unsulbar Segera Kirim Hasil Penetapan Calon Rektor ke Menristek Dikti
Baca: Fakta Mobil yang Terbakar di Jl Boulevard Makassar, Baru Diservis Pukul 16.07 Wita
Dalam diskusi tersebut para peserta membahas mengenai perbedaan budaya antara indonesia dan negara-negara masing-masing, mulai dari yang positif hingga yang negatif, seperti kebijakan LGBT yang menjadi salah satu isu serius dikalangan mahasiswa HI untuk kalangan millenial saat ini.
“Ternyata kami mahasiswa Indonesia khususnya HI Unibos akhirnya tahu jika diluar itu kebijakan LGBT sifatnya legal termasuk serta pelegalan untuk memiliki senjata di negara luar. Sehingga kami disini belajar mengapa hal legal diluar negeri itu dapat diberlakukan sementara di Indonesia hal-hal tersebut di ilegalkan," kata Suardi, salah satu mahasiswa HI Unibos yang mengikuti sharing session tersebut.
Sementara itu salah satu peserta dari Amerika juga menanyakan terkait attitude yang ada di Indonesia yang menjadi kebiasaan di luar negeri ternyata menjadi penilaian buruk dari masyarakat.
“Seperti saat menggunakan hot pants di tempat umum seperti mall, orang luar negeri menganggap hal tersebut wajar tetapi orang Indonesia menganggap hal tersebut adalah sesuatu yang melanggar norma etika masyarakat secara umum”, tambah Suardi.
Dalam sharing session ini, mahasiswa saling bertukar pikiran. Termasuk melakukan klarifikasi dan memberikan arahan terkait hal-hal yang baik dan tidak baik dari negara masing-masing. Sehingga sharing session ini diharapkan menjadi wadah yang bisa saling memahami dan berfikiran terbuka mengenai kebiasaan-kebiasaan dari masing-masing negara.(*)
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami: