Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hingga September BPJS Kesehatan Cabang Makassar Defisit Rp 890,1 Miliar

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Makassar mengalami defisit anggaran hingga Rp 890,1 miliar

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Anita Kusuma Wardana
KOMPAS.COM
Ilustrasi BPJS Kesehatan. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Makassar mengalami defisit anggaran hingga Rp 890,1 miliar hingga September 2018.

Tercatat, realisasi biaya pelayanan atau klaim ke fasilitas kesehatan (faskes) di angka Rp 1,366 triliun dan pendapatan iuran dari peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) di angka Rp 476,74 miliar.

"Sehinga realisasi biaya pelayanan kesehatan berbanding pendapatan iuran atau klaim rasio sebesar 286,70 persen atau senilai Rp 890,1 miliar," kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Makassar M Ichwansyah Gani di sela jumpa pers di Warung Pojok Jl Tupai Makassar, Kamis (29/11/2018).

Selain disebabkan biaya tanggungan penyakit kronis, juga karena 60 persen peserta yang dibayarkan klaimnya berasal dari luar wilayah cakupan BPJS Kesehatan Cabang Makassar yang sebenarnya hanya menanungi warga du Makassar, Maros, Gowa, Takalar, dan Pangkep.

"Peserta yang dilayani tidak hanya di cabang Makassar. Hanya 40 persen saja peserta kami yang mendapatkan perawatan di faskes. 60 persen lainnya dari luar," kata Iwan, sapaannya.

Akibatnya, rasio klaim yang dibayarkan membengkak di atas angka iuran yang diperoleh.

Di samping itu, insiden penyakit kronis yang cukup tinggi menjadi penyumbang tertinggi kondisi beban keuangan tersebut. Secara nasional, kata dia, penyakit jantung berada di posisi teratas dengan klaim Rp 6,67 triliun atau 51,99 persen, disusul gagal ginjal Rp 1,50 triliun, dan hepatitis Rp 209 miliar.

"Bayangkan saja, sekali cuci darah menghabiskan Rp 1,5 juta per orang. Satu bulan bisa Rp 12 juta per orang," ujarnya.

Tak ayal, khusus di Makassar lima rumah sakit dengan klaim terbesar yakni RSUD Wahidin Sudirohusodo Rp 26 miliar, RS Pelamonia Rp 11,5 miliar, RS Bhayangkara Rp 10 miliar, RS Unhas Rp 9,7 miliar, dan RS Stella Maris Rp 8 miliar.

Secara rata-rata nasional, defisit iuran sebesar Rp 8 ribu per orang dan jumlah peserta sekitar 200 juta orang. Hal ini yang terakumulasi menjadi defisit sebesar Rp 16,5 triliun selama dua tahun terakhir.

Namun, dibalik itu BPJS Kesehatan tetap menjaga kualitas pelayanan, termasuk memonitor tingkat kelayakan Rumah Sakit mengakomodir peserta.

Di Cabang Makassar, rasio tempat tidur Faskes berada dalam perbandingan 1:300 terhadap jumlah peserta, masih di bawah ambang batas normal 1:500. Sedangkan rasio dokter 1:3000 terhadap pasien dan normalnya 1:5000.

"Artinya ketersediaan layanan faskes untuk tempat tidur dan dokternya masih mencukupi," katanya.

Saat ini jumlah total peserta yang telah masuk kedalam program JKN-KIS di Cabang Makassar sebanyak 2.814.959 jiwa dengan share 81.40 persen dari total jumlah penduduk di wilayah kerja cabang Makassar.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved