Prihatin Kasus Imran, Cerita Mahasiswa UNM yang juga Pernah Jadi Korban Begal
Kasus begal semakin marak terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Sasarannya didominasi para remaja.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Nur Fajriani R
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kasus begal semakin marak terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Sasarannya didominasi para remaja.
Mahasiswa jurusan Bahasa Indoneisa, Universitas Negeri Makassar, Surya Ningsih (22) juga pernah menjadi korban keganasan begal.
Ningsih, sapaan akrabnnya menceritakan, peristiwa tersebut terjadi pada bulan Ramadan tahun lalu.
Kala itu, ia tengah menginap di indekos salah satu temannya di Jl Mapala. Dengan jadwal kuliah pagi, Ningsih harus berangkat pukul 06.00 wita dari rumah temannya tersebut karena jarak kampus yang cukup jauh.
Di perjalanan, Ningsih melihat dua motor yang berjalan tak jauh dari motornya.
"Saya pikir hanya orang yang baru pulang salat subuh,"katanya, Rabu (28/11/2018).
Semakin dekat, tiba-tiba dua motor tersebut mengepung Ningsih dan menarik tas miliknya.
"Ada empat orang, tas saya ditarik. Saya tidak memberikannya. Saya tetap pertahankan di bahu saya,"tambahnya.
Sampai akhirnya para kumpulan begal tersebut menarik dengan kencang yang akhirnya membuat bahu korban lebam dan terluka.
Ningsih kehilangan tasnya beserta dompet, dua buah handphone dan surat-surat penting miliknya.
"Begal memang sangat meresahkan masyarakat,"tambahnya.
Sama dengan kasus Imran mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta yang juga korban begal di Jl Dato Ribandang, Kecamatan Tallo, Makassar, Minggu (25/11/2018) malam.
Nahasnya Imran sampai kehilangan tangannya akibat ditebas oleh pembegal.
Menurut Ningsih pelaku harus dijerat hukuman.
"Tangan dibayar tangan, sebaiknya pihak berwajib juga memberi hukuman setimpal dengan nasib Imran,"ujar Ningsih.(*)