Gempa Bumi Mamasa
BREAKING NEWS: Pengungsi Mamasa di Desa Pokkang Mamuju Kekurangan Makanan
Mereka tinggal di pengungsian tersebut selama dua pekan lamanya, dan makan seadanya pasca daerah mereka diguncang gempa
Penulis: Nurhadi | Editor: Nurul Adha Islamiah
Laporan Wartawan TribunSulbar.com, Nurhadi
TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU - Ratusan warga Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, yang mengungsi ke Desa Pokkang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, mengaku kekurangan bantuan.
Pantauan TribunSulbar.com, Selasa (20/11/2018) ratusan pengungsi tersebut saat ini tinggal di Aula Gereja GTM Eben Haezer, Desa Pokkang, dengan hanya beralaskan terpal warna biru.
Mereka tinggal di pengungsian tersebut selama dua pekan lamanya, dan makan seadanya pasca daerah mereka diguncang gempa secara berturut-turut dalam dua pekan terakhir.
Baca: Banyak Laporan Masuk, Pemkot Parepare Ijin Kaji Planet Pool
Baca: BREAKING NEWS: Kebakaran di Caile Bulukumba, Enam Rumah Panggung Rata dengan Tanah
Baca: FKDDM Promosikan Museum Daerah, Disbudpar Harap Wisatawan Pilih ke Maros
Marten Bulu Langi salah seorang pengungsi mengatakan, selama mereka mengungsi ke daerah tersebut belum pernah mendapat bantua dari pemerintah, sehingga mereka kekurangan bahan makanan.
"Belum ada bantuan dari pemerintah, baik Pemkab Mamasa maupun Pemprov Sulbar. Hanya pemuda Pancasila yang pernah datang membawa bantuan,"kata Marten kepada TribunSulbar.com, di lokasi pengungsian, Selasa (20/11/2018).
Marten mengaku, mereka sudah di data oleh pihak Dinas Sosial Pemkab Mamuju, untuk dibawakan bantuan. Namun, sampai saat bantuan tak kunjung datang, sehingga mereka harus mekan seadanya.
"Jadi kami disini kasian mandi di rumah-rumah warga. Kami juga sebagaian tidur di rumah warga karena di Aula ini tidak mencukupi,"katanya.
"Nanti pada saat makan kami semua berkumpul disini, karena disini kami mendirikan posko dapur umum, kami dilayani oleh pengurus gereja"tambahnya.
Kata Marten, saat ini makanan yang mereka makanan, adalah bantuan dari warga setempat dan bantuan dari Gereja GTM Eben Haezer Desa Pokkang.
"Kita tidak milik apa-apa disini, sudah tidak pikir apa yang mau dilakukan di kampung orang saat mengungsi, yang kita pikir yang jelas keluar dulu dari Mamasa,"kata dia.
Ketua Majelis Jemaat GTM Eben Haezer Pokkang, Romelius, selaku penanggungjawab posko pengungsian atau yang melayani para pengungsi tersebut, kepada TribunSulbar.com, mengaku telah melayani pengungsian kurang lebih 200 di dua desa.
"Kami melayani pengungsian dari Mamasa di dua desa, yakni Desa Pokkang dan Desa Guliling,"ujarnya.
Kata Romelius, kebanyakan dari pengungsian di daerah tersebut datang dalam keadaan kosong atau tidak membawa apa. Sehingga mereka hanya mengandalkan bantuan dari sejumlah pihak.
"Bahkan mereka banyak yang sudah menjual ternaknya dengan murah,"ujarnya.
Romelius menuturkan, saat ini rata-rata yang tinggal di posko pengungsian tersebut, perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia, karena laki-lakinya sebagian tinggal di Mamasa menjaga barang-barang mereka.
"Mereka jaga karena banyak yang dicuri, seperti ternak dan ikan empang. Bahkan, ada sebagaian rumah mereka yang dibuka pencuri,"ujarnya.
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami:
Baca: Kritik Titiek Soeharto ke Jokowi, Uang Rp 50 Ribu Dapat Apa Sekarang & Jawaban Khofifah
Baca: Pengumuman Peserta Lulus Tes SKD Kemenkumham CPNS 2018 Ditunda, Peserta Diminta Lakukan Ini
Baca: 20 Kumpulan Ucapan Maulid Nabi Muhammad Inggris dan Indonesia, Cocok Instagram, Facebook & WA