Gagal Jadi Tentara, Tukang Becak Sarjana Ini Ingin Jadi Penggerak Literasi di Majene
Setelah lulus di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Majene, Hamzah mengurungkan niatnya mendaftar TNI.

Laporan wartawan Tribun Timur.Com, Edyatma Jawi
TRIBUN TIMUR.COM, MAJENE - Muhammad Hamzah Amirullah, alumnus Universitas Terbuka (UT) yang mengayuh becak ke lokasi wisudanya ternyata bercia-cita jadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Jadi prajurit TNI merupakan impian Hamzah sejak kecil.
Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Hamzah sudah bercita-cita mengabdi sebagai prajurit TNI.
Sayangnya, impian Hamzah ternyata tak diresui orangtua.
Setelah lulus di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Majene, Hamzah mengurungkan niatnya mendaftar TNI.
"Orangtua tidak mendukung, sehingga saya tidak mendaftar waktu itu," ungkap Hamzah pada Tribuntimur.com, Minggu (18/11/2018).
Gagal jadi TNI, tahun 2014 Hamzah mendaftar di Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan (STITEK) Balik Diwa Makassar.
Hamzah pun sudah menerima panggilan melalui jalur beasiswa Bidik Misi.
Lagi-lagi, rencana itu buyar. Hamzah tak mendapat izin dari orangtuanya untuk lanjut studi di Kota Daeng, julukan Makassar.
"Padahal wakil rektornya sudah pastikan saya lulus Bidik Misi. Tapi orangtua melarang, takut saya jauh dari orang tua," katanya.
Pemuda asal Tanjung Batu, Kelurahan Rangas, Kecamatan Banggae Timur, Majene itu, lalu mendaftar di Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) UT Majene.
Sebulan kuliah di UT, bapaknya, Usman meninggal dunia.
"Mungkin disitu hikmahnya, saya bisa melihat orang tua saya meninggal," ucapnya.
Minggu siang, Hamzah telah dinyatakan lulus dan menyandang gelar sarjana jurusan manajemen.