Gagal Jadi Tentara, Tukang Becak Sarjana Ini Ingin Jadi Penggerak Literasi di Majene
Setelah lulus di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Majene, Hamzah mengurungkan niatnya mendaftar TNI.

Kini Hamzah ingin fokus menjadi penggerak literasi.
Kata Hamzah, saat wisuda dia sengaja membawa beberapa buku di atas becaknya. Itu juga sebagai penanda dirinya akan fokus jadi penggerak literasi.
"Itu sebenarnya planning saya sejak lama," katanya.
Hamzah berencana membuat lapak baca di rumahnya di Tanjung Batu.
Ia juga akan menyebar virus literasi berjalan dengan becaknya.
"Saya berinisiatif membuat lapak becak Mandar pustaka," ujarnya.
Modal awal sebagai penggerak literasi, Hamzah sudah memiliki 20 lebih buku bacaan. Itu dikumpulkan dari bantuan teman-temannya.
Menurutnya, literasi sangat bemanfaat bagi masyarakat. Apalagi sangat relevan dengan status Majene sebagai kota pusat layanan pendidikan di Sulawesi Barat.
Pemuda kelahiran 2 April 1995 itu juga bertekad melestarikan bahasa dan budaya Mandar. Ia menilai, kedua hal itu mulai tergerus perkembangan zaman.
Rekannya, Saleh sangat mendukung tekad Hamzah menjadi penggerak literasi. Ia juga telah mengetahui rencana itu sebelumnya dari Hamzah.
Saleh merupakan kakak kelas Hamzah di SMKN 2 Majene. Kini Saleh juga bergerak di Ontel Pustaka yang merupakan motivasi bagi Hamzah.
Rekan Hamza lainnya, Abdul Rahman Wahab mengaku sangat kagung dengan semangat Hamzah. Menurutnya, Hamzah merupakan seorang pekerja keras yang pantang menyerah.
"Sejak SMK sudah jadi tukang becak, dia juga biasa jadi buruh bangunan," kata Abdul Rahman.
Abdul Rahman Wahab sangat dekat dengan Hamzah. Keduanya satu angkatan di SMKN 2 Majene.
Mereka juga aktif berkecimpung di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Saat itu, Abdul Rahman menjadi Ketua OSIS dan Hamzah wakilnya.