5 Pengungsi Gempa Mamasa Tewas Saat Hendak Pulang ke Rumah
Truk bak terbuka nomor polisi DC 9425 AD yang mereka tumpangi terjungkal dan masuk ke anak sungai di Kilometer 53 Jalan Poros Mamasa-Polewali Mandar
Penulis: Nurhadi | Editor: Thamzil Thahir
MAMASA, TRIBUN – Lima warga Mamasa, Sulawesi Barat, yang jadi pengungsi gempa Mamasa, di Lapangan Sumarorong, dilaporkan tewas dalam sebuah kecelakaan tunggal di Dusun Bussu, Desa Mesakada, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, Rabu (13/11/2018) pukul 09.30 wita
Truk bak terbuka nomor polisi DC 9425 AD yang mereka tumpangi terjungkal dan masuk ke anak sungai di Kilometer 53 Jalan Poros Mamasa-Polewali Mandar (Polman).
Korban kecelakaan dilaporkan masih satu rumpun keluarga. Korban yang diangkut di tuk sekiatr 17 orang.
Baca: Muat 12 Penumpang,Truk Terjun ke Jurang Saat Menuju Mamasa, 4 Tewas
Evakuasi korban dilakukan hampir empat jam.
Barang-barang berupa bundelan tas pakaian, panci dan rantang makanan ditemukan aparat polisi di sekitar lokasi tergulingnya truk.

Mobil truk merah merek Toyota Dyna itu berkapasitas 8 ton. Pascarentetan gempa, truk dan mobil bak terbuka di Mamasa, jadi 'kamp pengungsi' favorit.
Mereka yang dilaporkan tewas antara lain, Ambe Rapa' (60) yang merupakan warga Taupe dan Ambe' Bombong (50), warga Osango, seorang ibu rumah tangga,
Ningsih (28) bersama bayinya yang masih berusia 2 tahun. Sela, (51) warga Desa Bombong Lambe, Mamasa.
Satu korban lainnya, pasien yang dirujuk ke Polewali Mandar meninggal beberapa saat setelah dirawat di rumah sakit Polewali Mandar, sekitar 53 km dari tempat kejadian perkara.

Kepala Puskesmas Sumarorong, Yustina Lolo, sebagaimana dilansir media lokal, menyebut sekitar 15 orang masih dirawat, dan tiga korban terpaksa kami rujuk ke rumah sakit Kota Polewali karena kondisi luka parah.”
Korban tewas diperkirakan karena benturan dan tertindih badan truk.

Sejak sepekan terakhir, lapangan Sumarorong, di barat ibu kota Mamasa, jadi kamp pengungsi.
Meski skala magnitudo gempa berkisar 2,5 hingga 5,4 Mag, namun 15,000 warga yang trauma pasca- gempa Palu, mengungsi ke dataran landai dan terbuka.
Lapangan Sepakbola di Kecamatan Sumarorong, termasuk dataran landai, dan kawasan persawahan dan perkebunan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah 4 Makassar, mencatat setidaknya sudah ada 151 kali rentetan gempa di kedalaman 10 km. Sebagian besar di timur Mamasa dan akibat pergeseran lempeng Sesar Saddang.