Peningkatan Gempa di Mamasa Diduga Masih Dipicu Aktivitas Gempa Palu
Gempa yang pertama kali terjadi dengan magnitudo 3,7 pada pagi dini hari pukul 3.40.38 WITA.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Ardy Muchlis
Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri
TRIBUN - TIMUR, MAKASSAR - Pusat Gempa bumi dan Tsunami Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sudah sepekan terakhir, wilayah Mamasa Sulawesi Barat diguncang gempa tektonik yang beruntun dan hingga saat ini belum berakhir.
Aktivitas gempa tektonik ini dimulai sejak hari Sabtu 3 November 2018. Gempa yang pertama kali terjadi dengan magnitudo 3,7 pada pagi dini hari pukul 3.40.38 WITA.
Menurut Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, RahmaT Triyono, total aktivitas gempa Mamasa sejak tanggal 3 hingga 9 November 2018 pagi hari ini, sudah terjadi sebanyak 217 gempa. Sebanyak 39 gempa di antaranya adalah gempa yang dampak guncangannya dirasakan oleh masyarakat.
Jika memperhatikan tren frekuensi kejadian gempa yang terjadi, tampak ada kecenderungan adanya sebuah peningkatan aktivitas kegempaan di wilayah Mamasa. Apabila jumlah aktivitas gempa pada tiga hari pertama hanya sebanyak 31 gempa, maka pada 3 berikutnya jumlah aktivitas gempa melonjak menjadi 116 gempa.
Baca: Karya Seni Rajut Unik Meriahkan Kalla Youth Festival 2018
Baca: Mobil Mewah ini Temani Bupati Bantaeng Jalankan Tugasnya
Baca: Jelang Persib Bandung vs PSMS Medan, Jonathan Bauman Yakin Patrich Wanggai Cetak Gol, Live Indosiar!
"Artinya, dalam waktu sepekan telah terjadi peningkatan jumlah aktivitas gempa yang sangat signifikan. Aktivitas gempa paling banyak terjadi pada hari Kamis 8 November 2018 yang mencapai sebanyak 67 gempa dalam sehari," kata Rahmat dalam rilisnya.

Sementara ditinjau dari kekuatan atau magnitudonya, aktivitas gempa di Mamasa didominasi oleh gempa dengan magnitudo kurang dari 4,0. Dari sebanyak 217 gempa yang terjadi hanya 3 gempa saja memiliki magnitudo 5,0.
"Jika memperhatikan distribusi aktivitas gempa Mamasa, tampak ada kesesuaian dengan keberadaan struktur Sesar Saddang. Klaster sebaran aktivitas gempa masih terkonsentrasi pada zona jalur sesar ini. Fakta ini yang menjadi dasar bahwa aktivitas gempa Mamasa tampaknya berkaitan erat dengan reaktivasi aktivitas Sesar Saddang," ujarnya.
Dalam Peta Geologi Sulawesi, jalur Sesar Saddang tampak melintas dari pesisir Pantai Mamuju Sulawesi Barat memotong diagonal melintasi daerah Sulawesi Selatan bagian Tengah lalu ke Sulawesi Selatan bagian Selatan.

Selanjutnya bersambung dengan Sesar Walanae. Di wilayah Mamasa perlitasan jalur Sesar Saddang ini berarah barat laut - tenggara. Di segmen inilah aktivitas gempa beruntun saat ini terjadi.
Berdasarkan mekanismenya, Sesar Sadang di segmen ini merupakan sear geser dengan arah pergeseran mengiri (sinistral strike-slip).
Berdasarkan analisis mekanisme sumber 3 gempa signifikan berkekuatan 5,0 yang terjadi di Mamasa, menunjukkan bahwa ketiga gempa ini memiliki kesesuaian mekanisme yaitu sesar mendatar (strike-slip) dengan pergerakan mengiri.
Sehingga cukup beralasan jika disebutkan bahwa peningkatan aktivitas gempa di wilayah Mamasa ini memang berkaitan dengan aktivitas Sesar Saddang dengan pergeseran mengiri (sinistral strike-slip).
Sedangkan dari segi meningkatnya aktivitas gempa di wilayah Mamasa, kata Rahmat ada 2 sebab yang kemungkinan melatarbelakangi terjadinya aktivitas gempa yang beruntun ini.

Pertama, struktur Sesar Saddang memang dikenal sebagai sesar aktif, tetapi sudah lama tidak memicu aktivitas gempa yang signifikan. Sehingga wajar jika saat ini Sesar Sadang dalam fase akumulasi stress maksimum dan saatnya melepaskan energinya yang dimanifestasikan sebagai aktivitas gempa yang beruntun kejadiannya.