Mantan Anak Buah Ahok Berani Kritisi Program Sandiaga Uno, Ini Video Viralnya: Proyek Gagal
Mantan Anak Buah Ahok Berani Kritisi Program Sandiaga Uno, Ini Video Viralnya: Proyek Gagal
Mantan Anak Buah Ahok Berani Kritisi Program Sandiaga Uno, Ini Video Viralnya: Produk Gagal
TRIBUN-TIMUR.COM - Tak lama lagi pesta politik Pilpres 2019 segera dimulai.
Meksi belum saatnya kampanye, sejumlah isu tentang calon kredibilitas presiden dan wakil presiden mulai aktif melakukan diskusi dan debat kecil.
Seperti yang satu ini. Akun youtube Asumsi yang dipandu Pangeran Siahaan menghadirkan 2 politikus muda dari 2 kubu berbeda dalam Pilpres 2019.
Kedua politikus muda itu berdebat secara mendalam terkait Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma'ruf.
Perdebatan berlangsung sengit dengan saling sindir, tetapi dengan konten mendalam, serta diselingi canda tawa.
Baca: Konferwil, Ansor Maros Harap Ketua NU Terpilih Figur Pemersatu
Baca: Balihonya Dirusak, Ini Reaksi Aryadi Arsal
Baca: TRIBUNWIKI: Penyanyi Sinead OConnor Viral Jadi Muallaf, Ini Profil, Karir, dan Kehidupan Pribadinya
Kedua politikus itu adalah Rian Ernest, Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Faldo Maldini, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN).
Dalam biodatanya di website psi.id, Rian Ernest ditulis pernah menjadi anak buah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Selama bekerja bersama Ahok, Rian sering memeriksa dokumen dari sisi hukum sebelum ditandatangan Ahok.
Selama dua tahun bekerja langsung bersama Ahok, Rian mendapatkan pengalaman berharga yang menyadarkannya bahwa menjadi seorang pejabat bukan pekerjaan remeh.
Kini, Rian Ernest yang juga Wakil Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta itu terdaftar sebagai mahasiswa Master Public Administration di Lee Kuan Yew School of Public Policy, Singapura, atas beasiswa penuh.
Perdebatan Rian Ernest dan Faldo Maldini diposting di akun youtube Asumsi dengan judul 'Pangeran, Mingguan - DEBAT SERU RIAN ERNEST VS FALDO MALDINI!'.
Dalam perdebatan itu salah satu yang dibahas adalah terkait program menyangkut menumbuhkan ekonomi, termasuk memberi ruang bagi kaum milenial dan usaha rintisannya untuk berkembang.
Faldo Maldini kemudian menerangkan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja di era Presiden Jokowi adalah sebanyak 3 juta orang, tetapi lapangan kerja yang terbuka hanya 500.000.
"Dan 500 ribu itu 40 persen informal. Permasalahannya yang informal ini kita harus say thanks lah ke Nadiem (Gojek), Zaki yang menghadirkan banyak lapangan pekerjaan baru, walaupun regulasi start up sampai saat ini belum clear," kata Faldo Maldini.