Konferwil XIII PWNU Sulsel
Konferwil ke XIII PWNU Sulsel Terapkan Sistem Ahlu Halli Wal Aqdi
Dari total 48 suriyah yang diutus oleh masing-masing cabang, akan memilih tujuh suriyah yang dianggap lebih senior.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Suryana Anas
Laporan wartawan Tribun- Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PW NU) Sulawesi Selatan kembali disibukkan dengan pelaksanaan Konferensi Wilayah (Konferwil) NU Sulsel ke XIII tahun 2018.
Konferwil wilayah ini dipusatkan di Auditorium Kampus Universitas Islam Makassar (UIM), di Jl Perintis Kemerdekaan, kota Makassar.
Ketua Panita Konferwil XIII, Dr HM Arfah Shiddiq mengatakan peserta Konferwil ini berasal dari 24 cabang NU yang ada di kabupaten kota di Sulsel.
Setiap cabang, itu diutus empat orang, dua syuriah dan dua tanfidziah. Konferwil sendiri akan berlangsung dua hari mulai 27 hingga 28 Oktober 2018.
Baca: Panitia Siapkan 48 Kamar Rusunawa untuk Konferwil NU Sulsel, Ini Fasilitasnya
Perlu diketahui, pelaksanaan Konferwil ini, akan memilih dua tokoh dengan jabatan berbeda, yaitu jabatan Rois Syuriah NU Sulsel yang kini dijabat AGH Sanusi Baco, dan jabatan Tanfidziah atau Ketua PWNU Sulsel yang kini dijabat oleh Prof Iskandar Idy.
Berbeda dari sebelumnya, pemilihan tokoh dan ulama ini memakai sistem Ahlul Halli Wal Aqdi 'orang (berpengaruh) yang melepaskan dan mengikat'
Dimana penetapan Ahlul Halli Wal Aqdi ini disepakati saat Muktamar NU Sulsel.
Baca: Membaca Arah Restu Kiai Sanusi Baco di Konferwil XIII NU Sulsel
Ia menjelaskan dalam Konferwil ada dua tahapan, untuk tahapan pertama itu digelar pemilihan suriyah (istlah Ulama di NU).
Dari total 48 suriyah yang diutus oleh masing-masing cabang, akan memilih tujuh suriyah yang dianggap lebih senior.
Setelah terpilih tujuh suriyah, yang ditunjuk oleh cabang, kembali tujuh suriyah itu melakukan kesepakatan dan menunjuk satu diantara mereka untuk menjadi Rois Suriyah.
Dengan terpilihnha Rois Suriyah, maka tahap pertama dinyatakan selesai.
Siapa tokoh itu?
Dr Arfah mengaku tak ingn berandai-andai, tapi seluruh suriyah yang ada berkompeten menjadi Rois.
"Jadi ini suriyha atau ulama, semua bisa, tapi kita kihat ketokohan dan kharismatiknya," ujar Arfah.