Aidil Pananrang, Aktivis Asal Makassar Lolos Dua Konferensi Pemuda Dunia di Inggris
Ajang itu yakni Oxford International Model United Nations (OXIMUN) dan Cambridge University Model United Nations (CUIMUN).
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Aidil Afdan Pananrang, mantan Presiden Mahasiswa BEM Telkom University Bandung, Jawa Barat (Jabar), terbang ke Inggris, Rabu (24/10/2018) kemarin.
Direktur Penelitian dan Kajian Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (LTMI PB HMI) tersebut menjadi delegasi di dua konferensi pemuda dunia bergengsi sekaligus.
Ajang itu yakni Oxford International Model United Nations (OXIMUN) dan Cambridge University Model United Nations (CUIMUN).
Pencapaian ini diraihnya setelah melalui tahapan seleksi di kedua kegiatan tersebut secara daring.
"Melihat tanggal kegiatannya berdekatan, awalnya saya daftar di keduanya dengan harapan bisa lolos di salah satunya. Alhamdulillah, malah diterima di kedua-duanya," kata Aidil yang pada 2017 juga berangkat ke Dhaka, Bangladesh, sebagai Nominasi di ajang Asia Pacific ICT Alliance Award, Kamis (25/10/2018).
OXIMUN dijadwalkan akan berlangsung dari tanggal 26-28 Oktober yang akan bertempat di University of Oxford, sedangkan CUIMUN akan berlangsung di pekan selanjutnya dari tanggal 2-4 November bertempat di Cambridge University. University of Oxford dan Cambridge University telah dikenal sebagai dua universitas terkemuka di dunia.
Kegiatan ini dihadiri oleh pemuda-pemuda dari seluruh dunia yang berkompeten dan dianggap mampu mencari solusi dalam menghadapi berbagai tantangan dunia hari ini.
Kegiatan ini berbentuk permodelan dari sidang Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), sehingga para delegasi bisa berdiskusi berkaitan dengan komite-komite yang terdapat di PBB.
"Saya selalu percaya bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar, dengan pemuda-pemuda yang berpikiran besar. Tinggal bagaimana pemuda Indonesia berani dan aktif menyuarakan pandangan serta gagasan di berbagai ruang, baik di hadapan bangsa sendiri maupun di hadapan dunia," ujat pria yang bercita-cita menjadi Presiden Republik Indonesia ini.
"Mohon doanya dari teman-teman semua, semoga ikhtiar saya ini bisa bermanfaat bagi bangsa Indonesia dan dunia. Saya juga mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak yang telah berkenan mendukung saya sehingga bisa berpartisipasi di kegiatan ini," ujar Aidil.
Karya dan Prestasi Aidil Aidil Afdan Pananrang merupakan aktivis mahasiswa kelahiran Kendari, 19 Mei 1994. Selanjutnya, dia pindah ke Makassar mengikuti kedua orang tuanya, pasangan Asri A Pananrang dan Talhat Ratu, yang pindah tugas di daerah ini.
Dari Sekolah Dasar (SD) Kuncup Pertiwi Kendari dia pindah sekaligus menamatkan pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Percontohan PAM Makassar.
Selanjutnya di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Makassar dan bebas tes di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Unggulan Tinggi Moncong, Malino, Kabupaten Gowa.
Saat SMA, Aidil pernah mewakili Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Olimpiade Sains Nasional (ONS) 2011 di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Aidil selanjutnya bebas tes lagi dan melanjutkan pendidikannya di Telkom University Bandung, Jabar, tahun 2012.
Dia mengambil jurusan S1 Teknik Telekomunikasi. Aidil aktif dalam dunia kemahasiswaan hingga akhirnya menjabat sebagai Presiden Mahasiswa Telkom University 2015 silam.
Sebelum menjadi Presma, dia pernah menjadi Koordinator Acara Dewan Jendral PDKT 2013, Koordinator Sponsorship Ngamen UKM Band 2013.
Koordinator Basis Masa IT Telkom, Bendahara Umum HMI Komisariat IT TELKOM, Koordinator Divisi Akademik UKM Band, hingga Menteri Luar Negeri BEM Kema Universitas Telkom.
Di masa jabatannya sebagai Presma, Aidil juga merupakan salah satu anggota aktif BEM Seluruh Indonesia (BEM-SI). Aidil pernah menggebrak istana dan berhasil memperjuangkan penolakan terhadap kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang membatasi masa kuliah maksimal selama lima tahun.
Kebijakan itu akhirnya ditinjau ulang dengan terbitnya Surat Edaran Menristekdikti Nomor 01/M/SE/V/2015 tentang Evaluasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menunda implementasi Permendikbud 49/2014.
Surat ini menjadi payung untuk studi S1 yang sebelumnya maksimal lima tahun menjadi tujuh tahun, dan lima tahun untuk Diploma 3 (D3).
Semasa menjadi mahasiswa, Aidil juga pernah membuat heboh publik dengan melakukan aksi teatrikal dengan membawa mobil dengan mata tertutup dari kampusnya ke depan Gedung Sate, Bandung.
Aksi ini menggambarkan pemimpin pemerintahan yang membuat berbagai kebijakan tanpa melihat kondisi masyarakatnya.
Dia juga kerap menjadi narasumber berbagai diskusi, talkshow, workshop, hingga simposium, skala nasional. Menjadi narasumber berbagai kegiatan pun dilakoninya hingga saat ini.
Sebelum menyelesaikan studinya di Telkom University tahun 2018 ini, Aidil bersama sejumlah rekannya yang tergabung dalam tim “Knock-Knock” dari Telkom University mewakili Indonesia pada ajang Asia Pacific ICT Alliance (APICTA) Awards 2017 di Dhaka, Bangladesh, 7-10 Desember 2017.
Pada Januari 2018, mantan Ketua Bidang Litbang Hmi Cabang Bandung tersebut juga menjadi salah satu peserta terbaik pada Latihan Kader III aatau Advanced Training yang digelar oleh Badko Sultra.
Ajang ini merupakan program penghargaan internasional guna meningkatkan kesadaran akan ICT dan membantu menjembatani kesenjangan digital.
APICTA Awards 2017 diikuti peserta-peserta terbaik dari seluruh kawasan Asia Pasifik. Tim Knock Knock mempresentasikan
To-Do Diet yang merupakan aplikasi kesehatan berbasis sensor kinect dan dapat digunakan untuk terapi penurunan berat badan bagi orang yang mengalami obesitas ataupun kelebihan berat badan.
Tak hanya bergelut di dunia aktivis kemahasiswaan, Aidil juga berkecimpung di dunia entrepreneur saat jadi mahasiswa.
Kala itu dia memproduksi dan memasarkan sepatu dengan merek Deals Footwear. Produk itu tak hanya dipasarkan di Bandung tapi sejumlah daerah lainnya termasuk di Makassar.
Selain entrepreurship, Aidil juga terjun menjadi penghibur dan pernah menghiasi program televisi (TV) swasta nasional.
Dia juga menjadi magician dan kerap menampilkan aksinya di jalanan sampai berbagai acara resmi di Bandung maupun luar daerah itu. Aktivitas lainnya di dunia stand up comedy.
Pada tahun 2016, Aidil lolos tahap audisi dan menjadi salah satu finalis program Stand Up Comedy Academy (SUCA) 2 Indosiar. Berkat aksi stand up comedy dibalut kolaborasi aksi sulap.
Tak hanya pesulap dan komika, Aidil pun berkarya di bidang sastra. Pada Mei 2018 lalu, dia meluncurkan buku kumpulan puisi karyanya berjudul Besok Lusa Langit Tak Lagi Biru di Lantai 2 Eduplex Indonesia, Jl. Ir H Djuanda, Bandung.
Acara peluncuran buku ini dihadiri oleh Komisaris Utama Bank BRI yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Andrinof A Chaniago.
Selain itu, penyair Bandung, Untung Wardjojo, serta ratusan pemuda dan aktivis yang berasal dari berbagai organisasi, baik itu dari organisasi intra kampus maupun ekstra kampus.
Buku ini dibedah diberbagai daerah termasuk di Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, 31 Mei 2018 lalu.
Saat ini, Aidil tetap aktif sebagai aktivis di PB HMI, konsultan, hingga mengembangkan usaha berbasis start up. Selain itu, dia kerap diundang menjadi moderator dan narasumber kegiatan talkshow, seminar, workshop, diberbagai daerah.
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami:
..