Bocah Pengungsi Korban Gempa Bumi Palu Diperkosa Remaja yang Mabuk Lem
Pelaku pemerkosaan bocah pengungsi asal Palu, Sulawesi Tengah, di Makassar, Sulawesi Selatan, hanya 1 orang.
“Tersangka melakukan perbuatan terkutuk itu dalam pengaruh mabuk lem. Saya sudah interogasi sendiri. Tersangka juga buta huruf, tidak bisa baca tulis,” kata Tenri, Rabu (17/10/2018).
Terkait penanganan kasus pemerkosaan terhadap anak pengungsi Sulteng, Tenri mengaku sudah berkoordinasi dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar.
“Saya sudah berkoordinasi dengan polisi untuk menyelidiki kasus ini lebih jauh. Apalagi tersangka buta huruf, tentu membuat penyidik kewalahan. Selain koordinasi pihak kepolisian dengan P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak), kami juga bekerjasama dengan dinas sosial soal masalah sosial tersangka,” katanya menambahkan.
Tenri mengungkapkan, kedua orang tua In tidak diketahui keberadaannya.
In tinggal bersama kakeknya yang lumpuh di sebuah rumah di Kompleks Pepabri, Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
“Data kependudukan tersangka juga tidak tercatat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Makassar. Jadi kasus ini kian berbelit,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang pengungsi korban bencana Sulteng, SH (7) yang masih duduk d ibangku kelas 1 SD diperkosa oleh tiga pemuda di tempat pengungsian di Bumi Permata Sudiang (BPS), Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Selasa (16/10/2018) sore.
Kasus pemerkosaan ini pun telah ditangani oleh aparat kepolisian dan korban menjalani visum di RS Malebu, Sudiang.