Betulkah Prabowo Subianto Pernah Taklukkan Gunung Everest? Ternyata Inilah Faktanya
Prabowo Subianto memang memiliki peran dalam ekspedisi tersebut, sebab dirinya yang saat itu menjabat sebagai Danjen Kopassus
Hanya satu meter sebelumnya, "Mendadak pinggang saya nyeri karena kurang minum. Tapi syukurlah, saya masih punya kekuatan menancapkan bendera," cerita Muji yang langsung menangis terharu.
Kenekatan Muji berikutnya, membuka masker oksigen, kacamata, dan sarung tangan serta mengenakan baret merah.
Tindakan itu sebetulnya amat berbahaya karena oksigen amat tipis dan suhu yang jauh di bawah titik beku.
Alasan Muji, "Saya ingin punya bukti dokumentasi gambar jelas. Jangan sampai sudah mempertaruhkan nyawa, nanti buktinya disangsikan.
Pokoknya, saya ingin tampang saya jelas saat difoto atau direkam video."
Menurut Muji, dirinya terpilih sebagai anggota tim karena kondisi fisiknya yang prima. Bujangan asal Malang (Jatim) ini juga kerap menjuarai lomba lari araton, nasional maupun internasional.
"Sebagai anak petani di desa, naik turun gunung sudah biasa saya lakukan waktu kecil. Bahkan saya berangkat ke sekolah dengan berlari," kenang Muji yang bercita-cita mengulang pendakian dari jalur Utara.
Makan Leci Hangat
Sedianya, Sertu Misirin-lah yang direncanakan mengibarkan bendera. Namun, pada ketinggian 8.823 meter, Misirin sudah setengah sadar.
"Pandangan saya gelap, enggak melihat apa-apa. Samar-samar cuma saya dengar suara Muji yang mendahului saya," kisah pria asal Ponorogo (Jatim) ini.
Baca: Gempa Bumi Hari Ini - Inilah Daerah Rawan Gempa Bumi di Indonesia, Daerah Anda Masuk? Cek
Baca: Najwa Shihab Pilih Perlihatkan Rumahnya, Siapa Sangka Beginilah Dalam dan Luarnya
Baca: Gempa Bumi Hari Ini - 7 Sebab Indonesia Rawan Diguncang, Nomor 1 Ada di Kawasan Cincin Api
Baca: Terungkap, Tinggi Tsunami di Palu Ternyata Mencapai Hingga 11,3 Meter
Oleh pelatih pun, Misirin diminta turun. "Tapi saya teringat kata-kata Lettu Iwan, 'Mati pun, kita siap. Ingat kejayaan bangsamu saat naik, dan ingat keluargamu saat turun'," lanjutnya.
Semangat Misirin kembali terpacu.
Setelah istirahat sejenak dan makan permen untuk memasok energi, "Saya pelan-pelan maju lagi sambil terus berdoa. Malu rasanya kalau saya pulang gagal."
Setelah Muji, Misirin pun tiba di puncak, disusul Iwan.
"Kami semua tak henti menyebut asma Allah. Sayang, kami tak sempat menyanyikan Padamu Negeri karena kabut dan angin kencang mulai datang. Kami hams segera turun," ungkapnya.