Gempa Palu
Pemkab Mamuju Tutup Posko Transit Korban Gempa Palu
Irwan mengatakan, pembukaan posko yang awalnya dimotor oleh Orari Lokal Mamuju dan Sulbar, Ansor, FPPI dan sejumlah organisasi
Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunSulbar.com, Nurhadi
TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU - Posko transit atau persinggahan bagi pengungsi korban gempa, Palu, Donggala, dan Sigi, Provinsi Sulteng, yang dibuka oleh solidaritas masyarakat Mamuju sejak Senin (1/10/2018) resmi ditutup.
Posko tersebut dipusatkan di Pendopo Rumah Jabatan Wakil Bupati Mamuju, Jl Ahmad Kirang, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat, menyediakan pelayanan kesehatan, penyediaan makanan dan pakaian bagi pengungsi.
Koordinator posko, Irwan SP Pababari yang juga Wakil Bupati Mamuju menyampaikan, sejak hari pertama hingga hari ke terakhir pembukaan posko, tercatat sebanyak 4.682 pengungsi korban gempa yang transit di Mamuju.
"Sampai sekarang sudah ada 4.682 orang pengungsi dari Sulteng singgah di posko ini. Kami memberikan pelayanan kesehatan, menyediakan makanan dan pakaian layak pakain untuk pengungsi," kata Irwan SP Pababari dalam konferensi pers yang digelar siang tadi.
"Posko ini memang sifatnya hanya persinggahan, para pengungsi singgah 1-3 jam untuk istrahat, makan dan sebagainya. Setelah itu mereka lanjut. Para pengungsi ada yang dari Polman, Pinrang, Maros, Bulukumba, Bone, Wajo, Sidrap. Bahkan, ada juga dari Kalimantan dan Jakarta," lanjutnya.
Irwan mengatakan, pembukaan posko yang awalnya dimotor oleh Orari Lokal Mamuju dan Sulbar, Ansor, FPPI dan sejumlah organisasi, bertujuan untuk pengumpulan donasi dan logistik.
Membuka layanan informasi dan dukungan komunikasi terhadap keluarga korban karena saat itu akses komunikasi terbatas kecuali menggunakan HT yang dimiliki Orari dan untuk persinggahan para pengungsi yang ingin melanjutkan perjalanan ke daerah Sulbar.
"Awalnya di depan rujab lapangan Ahmad Kirang, karena banyaknya pengungsi yang singgah sehingga kita arahkan ke Rujab demi pertimbangan kemanusiaan,"ujarnya.
Irwan menuturkan, dengan melihat frekuensi kedatangan pengunsi di Mamuju, sehingga sejak hari ini, Senin (8/10/2018) pihaknya sudah menutup posko tersebut, dengan catatan jika masih ada pengunsi singgah tetap akan diberikan pelayanan.
"Dapur umum kita tutup, relawan, dan layanan kesehatan sudah kita batasi. Hari ini kami akan konsentrasi untuk mendrop logistik yang sudah terkumpul ke Palu, Donggala dan Sigi, dan sebelumnya juga kita sudah mendrop sebanyak 4 truk,"ucapnya.
Irwan mengatakan, ditutupnya posko tersebut bukan berarti berhenti beraktifitas, tapi aktivitas telah perkecil.
Melalui kesempatan itu, Irwan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan dukungan moril dan meteril selama pembukaan posko.
"Saya selaku koordinator pengarah posko menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sulbar, Bupati Mamuju dan seluruh OPD atas kebijakan yang kita keluarga bersama mempermudah pelayanan terhadap para pengungsi,"kata dia.
"Saya apresiasi warga Sulbar atas rasa solidaritas ikut membantu saudara kita para korban gempa. Mereka memiliki ekonomi pas-pasan tapi mereka datang membawa bantuan atas rasa solidaritas, saya salut dan hormat atas itu,"tambahnya.