PT MARS Symbioscience Indonesia Ajak Generasi Muda Terlibat Dalam Perkebunan Kakao
Pengembangan kurikulum pertanian berbasis STEM yang disusun dengan mengacu pada kurikulum 2013 yang direvisi.
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan TribunLutim.com, Ivan Ismar
TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - PT MARS Symbioscience Indonesia tengah mempersiapkan generasi masa depan dalam ekosistem perkebunan kakao.
Sejak Mei 2017, PT MARS Symbioscience Indonesia didukung Millenium Challenge Account (MCA) meluncurkan satu program Next Generation "Empowering The Future of Cocoa Farming Communities in South Sulawesi".
Program meliputi tiga kegiatan utama yaitu program percontohan SMK berbasis praktik pertanian, pendampingan kelompok anak muda dalam lingkungan komunitas kakao, dan keterlibatan pemangku kepentingan lainnya.
Tujuan program guna meningkatkan minat anak muda di bidang pertanian dengan mengoptimalkan potensi dan kemampuannya di berbagai sektor yang ada di dalam ekosistem pertanian kakao.
Melalui nota kesepahaman dengan Dinas Pendidikan Sulsel, program percontohan dilaksanakan di SMKN 1 Luwu Utara di Bone-Bone dan SMK Negeri 4 Luwu di Walenrang.
Corporate Affairs Manager MARS Symbioscience Indonesia, Mohammad Khomeiny menjelaskan program percontohan di SMK bersandar pada empat pilar yaitu mengelola pertanian kakao melalui pembelajaran praktik pertanian di sekolah dengan pendampingan industri.
Meningkatkan pelatihan generasi muda bagi masyarakat secara informal untuk memasuki ekosistem pertanian kakao melalui bidang pertanian dengan pendekatan terpadu Sains, Teknologi, Rekayasa, Matematika (STEM).
Selain itu, membangun kemitraan dengan pengelola SMK untuk merancang dan melaksanakan rencana pengembangan sekolah dan kerja sama dengan industri lokal.
Baca: Begini Cara PT MARS Symbioscience Indonesia Tingkatkan Produksi Kakao Petani
Baca: Kembangkan Pendidikan di Bidang Perkebunan, PT Mars Symbioscience Gandeng Disdik Sulsel
"Dan membagikan dan menerapkan pengalaman pembelajaran program kepada pemerintah, masyarakat, sekolah dan pemangku kepentingan lainnya," katanya, Jumat (28/9/2018).
Program percontohan kata Khomeiny diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan pelatihan kepada SMK dalam menyiapkan siswa memasuki ekosistem perkebunan kakao.
"Program ini akan mendorong pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) agar lebih berdaya guna dan memiliki keterampilan agar dapat berkerja di berbagai bidang dalam ekosistem pertanian kakao, khususnya di lingkungan masyarakat di sekitar SMK," tuturnya.
Wakil Kepala Bidang Hubungan Industrial SMK 1 Luwu Utara, Robil Lando mengatakan tahapan program percontohan SMK adalah tahap pengembangan dan pelaksanaan.
Pada pengembangan periode Mei 2017-Maret 2018 mencakup, SMK baseline survey untuk melihat kondisi dan persepsi anak muda saat ini tentang perkebunan.
Pengembangan kurikulum pertanian berbasis Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika (STEM) yang disusun dengan mengacu pada kurikulum 2013 yang direvisi.