2018, Dinkes Enrekang Temukan 1 Kasus Penyakit MR di Baroko
Vaksinasi MR memang hal yang harus dilakukan sebab saat ini memang penyakit campak dan rubella sudah dalam keadaan darurat.
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan TribunEnrekang.com, Muh Azis Albar
TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG - Dinas Kesehatan Enrekang masih terus melakukan vaksinasi massal Measless dan Rubella (MR) di sekolah-sekolah.
Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit campak dan rubella terhadap anak.
Menurut Kasi Imunisasi Dinkes Enrekang, Salman Patading, vaksinasi MR memang hal yang harus dilakukan sebab saat ini memang penyakit campak dan rubella sudah dalam keadaan darurat.
Sebab, penyakit tersebut memang sudah ditemukan di Enrekang. Bahkan, pertama kali ditemukan penyakit tersebut di Enrekang sekak 2014 lalu dengan terdapat 14 anak yang positif menderita penyakit tersebut.
Baca: Puskesmas Kota Enrekang Kerahkan 5 Tim Lakukan Vaksinasi MR
Baca: Capaian Vaksinasi MR di Enrekang Baru 51 Persen
Kemudian di tahun 2017 ada enam kasus di Desa Pasui, Kecamatan Buntu Batu dan terakhir tahun 2018 ini Dinkes Enrekang sudah menemukan satu kasus penyakit tersebut di Kecamatan Baroko.
"Sehingga saat ini tindakannya memang harus dilakukan vaksinasi massal, apalagi sangat mudah menular karena penularannya lewat udara sama cepatnya dengan flu," kata Salman Patading kepada TribunEnrekang.com, Jumat (28/9/2018).
Ia menjelaskan, anak paling beresiko terinfeksi penyakit tersebut adalah usia 9 bulan sampai 15 tahun.
Apalagi, bagi ibu penderita usia kehamilan muda kurang dari enam bulan juga bisa beresiko.
"Dampak dari penyakit ini memang lama baru dirasakan, seperti seorang penderita jika melahirkan bayi nanti anaknya 90 persen akan cacat, seperti katarak, jantung bocor dan keterbelakangan mental," tuturnya.
Olehnya itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk mengizinkan anaknya agar dilakukan vaksinasi MR apalagi proses vaksinasi massal berlangsung hingga akhir bulan ini.(*)