Sungai Bangkalaloe-Balumbungan Jeneponto Mengering, Warga Andalkan Sumur Kecil Aliri Kebun
Akibat dampak kekeringan itu, tanaman jagung Kamaruddin pun tidak tumbuh normal bahkan dapat berdampak gagal panen.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan TribunJeneponto.com, Muslimin Emba
TRIBUNJENEPONTO.COM, BONTORAMBA - Dampak kemarau mulai dirasakan warga Dusun Balumbungan, Desa Balumbungan, Kecamatan Bontoramba, Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Pantauan TribunJeneponto.com, Selasa (18/9/2018) siang, sungai diperbatasan Desa Balumbungan dan Desa Bangkala Loe, Kecamatan Bontoramba, terlihat mulai mengering.
Dasar sungai berupa bebatuan dan pasir yang seyogyanya tertupi aliran air sungai terlihat jelas dari atas jembatan kampung setempat.
Beberapa warga setempat terlihat mengais pasir di dasar sungai yang tidak teraliri air. Beberapa warga lainnya menggali sumur-sumur kecil di dasar sungai untuk mengaliri areal sawah yang dijadikan lahan perkebunan jagungnya.
Seperti yang dilakukan, Kamaruddin (36) yang terlihat sibuk mengalirkan air dari dasar sumur kecil yang baru tiga hari lalu ia gali.
Baca: Antre di Sumur Kecil, Warga Bontomanai Jeneponto: Airnya Keruh dan Bau, Malam Kita Gatal-gatal
Baca: Kemarau, Produktivitas Pertanian di Enrekang Menurun
Dengan menggunakan mesin pompa air dan selang berukurang besar, ia nampak sibuk mengalirkan air dari sumur kecil hasil galiannya ke lahan perkebunan miliknya.
"Sudah dua bulan ini sungai kering, jadi kita terpaksa gali sumur kecil untuk dapat air karena mati jagung kasihan kalau tidak dikasih air," katanya.
Keringnya aliran sungai membuat suplai air untuk tanaman jagung dan petani lainnya berkurang atau tidak normal.
"Kalau normalnya itu tiap hari kita siram, tapi karena ini kurangmi air terpaksa sekali seminggu bahkan dua minggu baru kita siram lagi, karena kurang sekali air kasihan," tuturnya.
Akibat dampak kekeringan itu, tanaman jagung Kamaruddin pun tidak tumbuh normal bahkan dapat berdampak gagal panen.
"Kalau normalnya ini kan sudah harusnya tingginya sudah 30 centimeter karena usianya kan sudah tiga minggu, tapi ini kerdilki dan bahkan bisa mati kalau air di sumur juga sudah tidak ada," kata ayah dua anak itu.
Ia berharap, pemerintah dapat memberi bantuan berupa saluran irigasi yang memadai kebutuhan air petani atau sumur bor untuk lahan pertanian atau persawahan.
"Ya kita harapannya agar ada saluran irigasi atau mesin dari pemerintah atau bor, karena kalau begini kasihan kita terancam juga tidak panen," harapnya.
Perkebunan jagung kuning atau hibrida milik Kamaruddin, seluas 50 are atau sekitar 500 meter persegi. Jika tumbuh normal biasanya ia dapat memanen hingga empat ton jagung kuning.