Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Disomasi karena Berani Sentil Surya Paloh, Rizal Ramli: Nasdem Hanya Baper

Mantan Menteri Keungan, Rizal Ramli, angkat bicara usai mendapat ancaman somasi dari Partai Nasdem.

Editor: Ilham Arsyam
Rizal Ramli dan Surya Paloh 

"Somasinya sudah kami siapkan tinggal menunggu momentum, Kami sebagai sayap partai menunggu instruksi partai. Kami dalam tempo yang sangat segera siap menyampaikan somasi kepada RR untuk mempertanggungjawabkan, mengklarifikasi semua penodaan, penistaan dan pengrusakan kehormatan terhadap Ketua Umum," ujar Hermawi Taslim, dikutip WartaKota.

Hermawi menyatakan jika omongan Rizal Ramli telah memenuhi dua unsur delik dalam Bab XVI tentang Penghinaan, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yakni Pasal 310 dan Pasal 311.

"Setidaknya telah memenuhi dua unsur delik yang pertama Pasal 310 Ayat 1 dan Pasal 311 Ayat 1 KUHP, dengan sengaja merusak kehormatan orang lain, menuduh melakukan sesuatu perbuatan yang tuduhan itu telah tersiar. Kejahatan penistaan dengan tulisan, ini diancam hukuman empat tahun sesuai Pasal 311 Ayat 1," sambungnya.

Baca: Tim Prabowo: Jika Ada 10 Orang Farhat Abbas dan Ngabalin di Kubu Jokowi, Tak Perlu Capek Kampanye

Pernyataan Rizal Ramli

Awalnya, Rizal Ramli melontarkan sejumlah sindiran kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Rizal Ramli menyebut jika Jokowi adalah orang yang berani.

Akan tetapi tidak memiliki keberanian untuk menyentuh kepentingan-kepentingan di sekitarnya.

Ia pun sempat menyebut nama Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang merupakan kader Partai Nasdem.

Lebih lanjut, Rizal Ramli memberikan contoh kasus terkait apa yang ia bicarakan.

Berikut pernyataannya.

"Pengalaman & pengamatan saya, Pres @jokowi orang berani.

Misalnya minta pengunaan peluru tajam Hari ABRI 2015.

Tapi tidak berani jika menyentuh kepentingan vested-interest disekitarnya, spt Mentri Enggar, Mentri BUMN, Ratu Utang dll. Main quota impor + grogoti elektibilitas Jkw.

Sejak 2 tahun terakhir, resiko makro ekonomi Indonesia semakin meningkat, semakin tidak sehat: defisit neraca perdangangan, current accounts, Balance of payments, primary balance.

Itulah mengapa terjadi capital outflow, Rupiah terus merosot. Jangan hanya salahkan faktor external!

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved