Gerhana Bulan Total atau Blood Moon
Jangan Lupa, 2 Hari Lagi Ada Gerhana Bulan Total, Ini Niat dan Tata Cara Shalat Gerhana
Jangan Lupa, 2 Hari Lagi Ada Gerhana Bulan Total, Ini Niat dan Tata Cara Shalat Gerhana
TRIBUN-TIMUR.COM - Jangan Lupa, 2 Hari Lagi Ada Gerhana Bulan Total, Ini Niat dan Tata Cara Shalat Gerhana
Gerhana Bulan total tinggal menghitung hari yang jatuh pada Sabtu (28/7/2018).
Menurut BMKG fenomena langit ini akan menjadi gerhana terlama pada abad ini.
Dilansir dari media sosial @infobmkg, durasi totalitas gerhana pada akhir pekan ini akan terjadi selama 103 menit.
Baca: Lowongan Kerja 2018 - PT Angkasa Pura Suport Cari Karyawan Lulusan D3, Cek Syaratnya!
Baca: Belum Lama Dipasang, Kain Waring yang Telan Biaya Rp 500 Juta di Kali Item Mulai Robek
Planetarium dan Observatorium Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki yang dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta membuka kesempatan peneropongan saat gerhana bulan total tanggal 28 Juli 2018.
Kegiatan ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya alias gratis.
Bagi umat muslim, jika terjadi fenomena langit gerhana Bulan dianjurkan untuk menunaikan ibadah salat sunah gerhana atau kerap disebut salat 'khusuf'.
Baca: Kompaknya Pammase Hadiri Rapat Penetapan Sebagai Bupati-Wakil Bupati Wajo Terpilih
Baca: Tertinggal Lebih Dulu, Liverpool Libas Manchester City 2-1, Lihat Cuplikan Gol Mohamed Salah
Anjuran menunaikan ibadah salat sunah ini terkandung dalam buku Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Xein, Al-Maarif.
Artinya, 'Jenis kedua adalah shalat sunah karena suatu sebab terdahulu, yaitu shalat sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah yaitu shalat dua gerhana, shalat gerhana matahari dan shalat gerhana bulan. Ini adalah shalat sunah yang sangat dianjurkan.'
Berikut TribunJakarta.com himpun dari nu.or.id niat dan tata cara menjalankan salat 'khusuf'.
Baca: Buron Hampir Setahun, Kejari Pelabuhan Tangkap Tersangka Korupsi Rp 1,4 Miliar
Baca: Asisten 3 Pemprov Sulsel Buka Musprov Perkonindo Sulsel
Niat
Sebelum shalat ada baiknya imam atau jamaah melafalkan niat terlebih dahulu sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى
Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ
Artinya, “Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”
Baca: Malam Ini, ISNU Sulbar Gelar Konferwil di Mamuju
Baca: Sah! Fahsar-Ambo Dalle Pemenang Pilkada Bone 2018
Tata cara
Adapun secara teknis, shalat sunah gerhana bulan adalah sebagai berikut:
1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.
2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.
3. Baca taawudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Al-Baqarah atau selama surat itu dibaca dengan jahar (lantang).
4. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 100 ayat Surat Al-Baqarah.
5. Itidal, bukan baca doa i’tidal, tetapi baca Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Ali Imran atau selama surat itu.
6. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 80 ayat Surat Al-Baqarah.
7. Itidal. Baca doa i’tidal.
8. Sujud dengan membaca tasbih selama rukuk pertama.
9. Duduk di antara dua sujud
10. Sujud kedua dengan membaca tasbih selama rukuk kedua.
11. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
12. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Hanya saja bedanya, pada rakaat kedua pada diri pertama dianjurkan membaca surat An-Nisa. Sedangkan pada diri kedua dianjurkan membaca Surat Al-Maidah.
13. Salam.
14. Imam atau orang yang diberi wewnang menyampaikan dua khutbah shalat gerhana dengan taushiyah agar jamaah beristighfar, semakin takwa kepada Allah, tobat, sedekah, memerdedakan budak (pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal), dan lain sebagainya.
Baca: Raih 105.621 Suara, Dollah Mando Ditetapkan Jadi Bupati Sidrap
Baca: Asuransi Zurich Luncurkan Zurich Principle Care, Ini Manfaatnya
Apakah boleh dibuat dalam versi ringkas?
Dalam artian seseorang membaca Surat Al-Fatihah saja sebanyak empat kali pada dua rakaat tersebut tanpa surat panjang seperti yang dianjurkan?
Atau bolehkah mengganti surat panjang itu dengan surat pendek setiap kali selesai membaca Surat Al-Fatihah?
Boleh saja. Ini lebih ringkas seperti keterangan Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam I’anatut Thalibin berikut ini.
Baca: Cari Nelayan Hilang, BPBD Bulukumba Kerahkan Dua Perahu Karet
Baca: Melani Mustari Terindikasi Narkoba, Pengamat: Golkar Harusnya Awasi Kader
Artinya, “Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan Surat Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai. Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah. Tujuan mencari bacaan panjang adalah mempertahankan shalat dalam kondisi gerhana hingga durasi gerhana bulan selesai,” (Lihat Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz I, halaman 303).
Selagi gerhana bulan berlangsung, maka kesunahan shalat dua rakaat gerhana tetap berlaku.
Sedangkan dua khutbah shalat gerhana bulan boleh tetap berlangsung atau boleh dimulai meski gerhana bulan sudah usai.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul 28 Juli 2018 Akan Ada Gerhana Bulan Total Terlama Abad Ini, Berikut Niat dan Tata Cara Salat Gerhana