Bursa Cawapres Makin Mengerucut, Prabowo Sisakan 5 Nama, Jokowi 3 Nama, Siapa yang Dipilih?
Kandidat calon wakil presiden pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 telah mengerucut menjadi lima nama.
TRIBUN-TIMUR.COM-- Kandidat calon wakil presiden pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 telah mengerucut menjadi lima nama.
Nama Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan masuk dalam daftar kandidat yang dipertimbangkan.
Dari PKS tersisa dua nama, yakni mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri.
Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menjadi figur yang berpotensi mendampingi Prabowo.
"Namun demikian, bukan Partai Gerindra atau Pak Prabowo yang memutuskan, tapi nanti forum rapat koalisi yang memutuskan siapa yang terbaik yang akan diusung secara bersama sebagai cawapres Prabowo," ujar Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/7/2018).
Riza berharap, Partai Demokrat mau berkoalisi bersama Gerindra, PAN, dan PKS.
Sebab, nama AHY menjadi salah satu kandidat yang dibicarakan oleh calon mitra koalisi.
Bahkan, kata Riza, belakangan nama AHY didiskusikan secara teliti, cermat, dan mendalam.
"Kami sangat yakin, siapa pun nanti yang diputuskan dari lima nama yang sudah masuk nominasi ini, partai-partai yang berkoalisi akan menerima siapa pun yang diputuskan, akan legowo, akan sungguh memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara," kata Riza.
Sebelumnya, Riza menyebut beberapa nama kandidat yang dipertimbangkan sebagai cawapres pendamping Prabowo.
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, pengusaha kawakan Chairul Tanjung, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sempat masuk dalam daftar kandidat. (Kompas.com)
3 Nama Cawapres Jokowi
Nama calon pendamping Jokowi untuk pilpres mendatang juga cukup dinantikan sejumlah orang.
Presiden Joko Widodo menyebutkan sejumlah nama masuk ke dalam bursa calon wakil presiden pendampingnya pada Pemilihan Presiden 2019.
Saat dijumpai seusai menghadiri acara bela negara Garda Pemuda Nasdem di Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (16/7/2018), Jokowi mengonfirmasi beberapa nama yang disebut para jurnalis.
Dilansir dari Kompas.com, beberapa nama yang dimaksud, yakni mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Madji, dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
Awalnya, para jurnalis meminta tanggapan Jokowi soal sosok Mahfud.
Jokowi pun menjawabnya.
"Sangat bagus, sangat bagus." Jokowi ditanya lagi, apakah nama Mahfud masuk ke dalam bursa cawapresnya, Jokowi menjawab, "Masuk, masuk."
Kemudian jurnalis bertanya, apakah TGB masuk ke dalam pertimbangannya sebagai cawapres.
Jokowi kembali menjawab, "Masuk, masuk."
Demikian pula saat jurnalis bertanya apakah Airlangga juga masuk ke dalam bursa cawapresnya.
Jokowi menjawab sambil tersenyum, "Oh, iya masuk."
Kebetulan, saat itu, Airlangga tepat berada di samping Jokowi.
Mendengar pernyataan Jokowi itu, Airlangga tertawa.
Saat ini, Jokowi masih menggodok siapa yang akan mendampinginya untuk maju dalam pertarungan perebutan kursi RI 1 2019 mendatang.
"Sekali lagi saya sampaikan, masih digodok, biar matang. Kalau matang, nanti enak. Belum matang dikeluarkan, gimana sih," ujar Jokowi.
Tanggapan Mahfud MD
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD tidak mau berpolemik mengenai Presiden Joko Widodo yang menyebut dirinya masuk ke dalam bursa calon wakil presidennya pada pemilihan presiden 2019.
"Saya tidak tahu ya. Itu Pak Jokowi yang tahu. Saya sendiri kan tidak tahu. Saya kira, yang tahu itu Pak Jokowi dan partai partainya. Kalau saya sampai hari ini tidak tahu persis," ujar Mahfud saat dijumpai di acara akademi bela negara Nasdem, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (16/7/2018).
Mahfud justru mengetahui bahwa dirinya masuk ke dalam bursa cawapres Jokowi dari pemberitaan media massa.
Bagi Mahfud, seorang cawapres pilihan Jokowi memang tidak semestinya mengetahui proses yang sedang terjadi. Sebab, itu merupakan hak prerogatif Jokowi sebagai penentu utama.
"Memang secara konstruksional, siapapun calon wakil presidennya, kan tidak harus tahu dalam proses seperti ini," ujar Mahfud. Selama ini, Mahfud mengaku sering berbincang dan berdiskusi dengan Presiden Jokowi. Namun, topik bincang-bincang tersebut bukanlah mengenai pertimbangan cawapres.
"Acara resmi saja (bertemu Jokowi) dan saya sering. Tapi tidak bicara soal Pilpres dan sebagainya. Kami bicara hal lain yang menyangkut kenegaraan yang terjadi di tengah masyarakat. Kalau mengenai Pilpres, saya belum pernah secara langsung," ujar dia.
Mahfud berharap agar penggodokkan cawapres yang sedang dilaksanakan Jokowi bersama partai politik pendukungnya berjalan dengan lancar.
Dengan demikian, cawapres Jokowi pada Pilpres 2019 adalah orang terbaik yang membuat Indonesia menjadi lebih baik pula.
"Mudah-mudahan nanti lahir calon wapres yang terbaik. Yang penting Indonesia jadi lebih baik," ujar Mahfud.