Raih Predikat Paripurna, Pelayanan RSUD Sulthan Dg Radja Bulukumba Dinilai Masih Mengecewakan
Berkas Rekam Medis (BRM), memang menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pihaknya saat ini.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan TribunBulukumba.com, Firki Arisandi
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sulthan Dg Radja Bulukumba, baru saja mendapat predikat paripurna oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
Namun, predikat tersebut dinilai pasien masih belum sesuai dengan pelayanan kelas paripurna. Pasalnya, pelayanan rumah sakit dinilai masih dibawah kategori standar, khususnya pada pelayanan rawat jalan.
Salah satu pasien yang ditemui TribunBulukumba.com, Nurlaela mengungkapkan, pelayanan di poliklinik sangatlah tidak mengenakkan.
"Biasa ada poliklinik, pasiennya hanya sedikit, tapi kita menunggu sangat lama, berkas BRM dari costumer service itu lama sekali diantar ke polinya. Karena ditunggu dulu menumpuk baru diantar," keluh Nurlaela diruang tunggu poliklinik mata.
Baca: Bupati Bulukumba Terima Tim Surveyor KARS di RSUD Sulthan Dg Radja
Baca: Ini yang Akan Dilakukan Syahrul Saat Resmikan IGD RSUD Sulthan Dg Radja Bulukumba Besok
Hal senada juga disampaikan oleh Burhan, menurutnya, kategori paripurna yang disematkan untuk RSUD Sulthan Dg Radja Bulukumba masih belum tepat.
"Katanya bintang lima. Apanya yang bintang lima ini. Kalau ada orang sakit mau diperiksa, bisa tambah sakitnya baru masuk poli," sesalnya.
Kasubag Humas dan Promkes RSUD Sulthan Dg Radja Bulukumba, Gumala Rubiah yang dikonfirmasi menjelaskan, setiap harinya, pasien RSUD tercatat dari 250 hingga 350 orang.
Ditambah dengan adanya tes kesehatan bagi calon legislatif, beberapa hari terakhir ini.
Menurut Gumala, Berkas Rekam Medis (BRM), memang menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pihaknya saat ini. Pasalnya, manajemen rumah sakit bintang lima itu masih menggunakan sistem manual.
Hal tersebut berdampak pada bertambahnya waktu pencarian berkas, waktu pencatatan di papan kendali, bahkan membuat penyimpanan BRM yang kadang terselip.
"InsyaAllah jika sarana dan prasarana dan SDM sudah memadai, kami ke depan berusaha memperbaiki sistem, terutama mewujudkan e-Medical Record. Mohon doanya," tuturnya.
Selain itu, kurangnya petugas distribusi karena ada beberapa yang cuti menikah dan melahirkan, juga menjadi salah satu kendalanya.
"Untuk paripurna kan standar nilainya 80 ke atas. Mungkin kami masih diangka 80. 20-nya menjadi PR untuk survei September nanti," jelasnya.(*)