Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cawapres Jokowi 2019 Benarkah Bikin Gempar Seperti Kata Elite Nasdem? Simak Ulasan LSI

Nasdem membenarkan Presiden Joko Widodo sudah mengantongi nama calon wakil presiden untuk kontestasi Pilpres 2019.

Editor: Mansur AM
ISTANA PRESIDEN/AGUS SUPARTO
Presiden RI, Joko Widodo 

TRIBUN-TIMUR.COM - Presiden Joko Widodo ternyata sudah mengantongi satu nama bakal calon wakil Presiden 2019-2024.

Namun siapa figur itu belum dibuka kepada publik.

Partai Nasdem membenarkan bahwa Presiden Joko Widodo sudah mengantongi nama calon wakil presiden untuk kontestasi Pilpres 2019.

Baca: Khusus Yang Mau Daftar CPNS 2018! BKN Rilis Tips Lulus Ujian CAT BKN Berikut Videonya

Baca: Jawaban Pangdam Saat Ditanya Tulisan Bukan Rindu Yang Berat Tapi UANG PANAIK di Laptopnya

Baca: Pernah Sebut Ahok Bebas 2019, Ini Aktivitas Terbaru Fifi Lety Adik Ahok

Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Jhony Plate mengatakan, nama cawapres Jokowi yang masih dirahasiakan itu adalah sosok pendamping yang hebat.

"Pasti membuat gempar Indonesia karena itu tokoh yang cocok untuk Indonesia 2019-2024," ujarnya di Kantor DPP Nasdem, Jakarta, Senin (9/7/2019).

Nasdem meyakini, cawapres Jokowi tidak akan memecah partai koalisi Jokowi di Pilpres 2019.

Justru, kata Jhony, nama tersebut akan diterima oleh seluruh parpol pendukung Jokowi.

Jhony masih menutup rapat nama Cawapres Jokowi. Namun, ia mengatakan, tokoh tersebut merupakan tokoh yang memiliki reputasi dan akan melengkapi kepemimpinan Jokowi.

"Ini tokoh prominent, makanya kami harus menjaga reputasi mereka," kata Jhony.

Soal tokoh partai atau bukan, Jhony mengatakan, Nasdem tidak memembeda-bedakannya.

Ia menekankan, cawapres Jokowi adalah sosok yang hebat dan punya reputasi.

Jokowi sebelumnya mengaku sudah memutuskan siapa cawapres yang akan mendampinginya maju dalam Pilpres 2019.

Namun, Jokowi belum bersedia mengumumkan nama tersebut kepada publik.

"(Cawapres atau calon wakil presiden) sudah ada, tinggal diumumin," kata Jokowi di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (7/7/2018).

Jokowi meminta wartawan dan publik bersabar.

Pengumuman nama cawapres, kata dia, harus dilakukan pada waktu yang tepat.

"Pada saat yang tepat nanti akan kami umumkan. Tunggu. Ini kan tinggal nunggu berapa hari, masa enggak sabar," kata Jokowi. Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bertemu pada Minggu (8/7/2018) lalu di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto mengatakan, sejumlah topik dibahas di dalam pertemuan selama 1 jam 50 menit tersebut.

Terkait pilpres, Hasto mengatakan, Jokowi sudah mengantongi nama yang akan dijadikan sebagai calon wakilnya.

"Berkaitan dengan siapa yang akan diputuskan sebagai cawapres, nama sudah mengerucut dan sudah dikantongi Pak Jokowi," ujar Hasto dalam siaran persnya, Senin (9/7/2018).

Ulasan LSI Denny JA

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby, menilai Presiden Joko Widodo masih berada dalam posisi yang rumit menjelang Pilpres 2019.

Pertama, kata dia, posisi elektoral Jokowi lebih rendah dibandingkan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada kontestasi politik keduanya.

Pada waktu itu, dalam berbagai survei, elektabilitas SBY pada periode keduanya berada di atas 60 persen.

Sementara Jokowi saat ini masih di bawah 50 persen dalam berbagai survei.

"Sehingga Pak SBY begitu leluasa memilih siapa cawapres di Pilpres 2009. Karena itu kita surprise saat muncul nama Boediono sebagai pendamping SBY. Sehingga memang poin pertama faktor elektoral membuat situasi siapa cawapres Jokowi makin rumit," ujarnya di kantor LSI, Jakarta, Selasa (10/7/2018).

Ia menuturkan, faktor elektoral membuat posisi Jokowi yang juga merupakan petugas partai PDI-P cenderung rumit dalam penentuan cawapresnya.

Sebab, calon dari partai biasanya harus mengikuti keputusan partai yang datang dari ketua umumnya, dalam hal ini Megawati Soekarnoputri.

Adjie juga menduga ada proses diskusi dan perdebatan alot di internal koalisi Jokowi maupun internal PDIP dalam penentuan cawapres.

"Mengapa sampai saat ini nama cawapres belum muncul? Salah satu faktornya perdebatan di internal koalisi Pak Jokowi," kata dia.

"Sehingga ini jadi posisi yang rumit. Tapi di sisi lain kita lihat, Jokowi diuntungkan beberapa partai yang telah secara resmi mendeklarasikan dukungan ke Pak Jokowi," lanjutnya.

Dengan tiket dari partai koalisi lainnya, Adjie juga menilai posisi Jokowi cenderung lebih kuat dan sedikit leluasa dalam menentukan nama cawapresnya dibandingkan posisi Megawati.

"Kalau kita lihat dari sisi bergaining, saat ini, PDIP tidak punya pilihan yang banyak ya untuk memaksakan internal dari PDIP. Karena tadi tiket sudah diraih Jokowi. Jadi posisi Pak Jokowi lebih kuat dibandingkan posisi Megawati ya, untuk menentukan siapa cawapres Pak Jokowi," ungkap dia.

Selain itu, kata Adjie, PDIP tak bisa memaksa Jokowi untuk menentukan cawapresnya dari internal PDI-P.

Sebab, partai ini tak memiliki kader yang mampu mendongkrak elektabilitas Jokowi secara signifikan dan meningkatkan kualitas pemerintahan nantinya.

"Dari nama yang sempat muncul kan seperti Puan Maharani. Itu adalah nama yang sebetulnya tidak populer di publik dan secara kualitatif tidak kuat meningkatkan kualitas pemerintahan," ujarnya.(*)

Baca: Khusus Yang Mau Daftar CPNS 2018! BKN Rilis Tips Lulus Ujian CAT BKN Berikut Videonya

Baca: Jawaban Pangdam Saat Ditanya Tulisan Bukan Rindu Yang Berat Tapi UANG PANAIK di Laptopnya

Baca: Pernah Sebut Ahok Bebas 2019, Ini Aktivitas Terbaru Fifi Lety Adik Ahok

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Posisi Jokowi Dinilai Lebih Rumit dalam Menghadapi Pilpres 2019", 

Penulis : Dylan Aprialdo Rachman
Editor : Diamanty Meiliana

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved