Staf Desa Ajjakkang Dilarikan ke RSUD Barru, Diduga Dianiaya Kepala Desa
Arwinsyah mengaku dipukul di sebuah lapangan bola (sawah kering), di Dusun Ajakkang, pada Kamis (5/7/2018) sore.
Penulis: Akbar | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunBarru.com, Akbar HS
TRIBUNBARRU. COM, BARRU - Salah seorang staf kantor Desa Ajakkang, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Arwinsyah (28), mendapat tindak kekerasan yang diduga dilakukan oknum Kepala Desa (Kades), Jumat (6/7/2018).
Menurut keterangan korban, Arwinsyah, oknum yang menganiaya dirinya adalah atasan langsungnya, yakni Kades Ajakkang, Saharuddin (48).
Arwinsyah mengaku dipukul di sebuah lapangan bola (sawah kering), di Dusun Ajakkang, pada Kamis (5/7/2018) sore.
Atas insiden itu, wajah Arwinsyah memar dan hidungnya berdarah.
Rekan yang melihat kondisi Arwinsyah di TKP, langsung membawanya ke RSUD Barru.
"Kejadiannya itu setelah saya main bola dengan teman-teman di Ajjakkkang. Muka saya yang ditonjok," kata Arwinsyah kepada TribunBarru.com saat ditemui di RSUD Barru.
Dari hasil visum dokter menyatakan, Arwinsyah mengalami lecet di bagian dalam area hidung.
"Mungkin akibat benturan itu yang bikin hidung korban berdarah, karena hasil visum tampak ada luka lecet di dalam," ungkap dokter yang menangani korban, dr Anty.
Sementara itu, Kades Ajjakkang, Saharuddin yang diduga melakukan pemukulan saat ini dalam proses pemeriksaan di ruang Sat Reskrim Mapolres Barru.
Saharuddin (48), membantah tudingan bahwa dirinya melakukan penganiayaan terhadap stafnya, Arwinsyah (28).
"Apa yang Arwinsyah katakan dan menyebut dirinya dianiaya oleh saya, itu salah," kata Saharuddin kepada TribunBarru.com, saat ditemui di Mapolres Barru, Jumat (6/7/2018).
Menurut Saharuddin, kejadian di TKP tepatnya di Dusun Ajjakkang, Desa Ajjakkang, Kecamatan Soppeng Riaja Barru pada Kamis (5/7/2018) sore, bukanlah penganiayaan, melainkan perkelahian.
"Kemarin kan saya lagi nonton anak muda setempat main bola di sawah kering (di Dusun Ajjakkang), kebetulan juga Arwinsyah ada di situ," kata Saharuddin.
"Pas saya hampiri dan bertanya soal jarangnya dia masuk kantor, dia malah marah, lagaknya seperti membentak sambil mengungkit gajinya yang tidak dibayar," ujar Saharuddin menceritakan kronologi kejadian.
Padahal, lanjut Saharuddin,dirinya tidak membayar gaji Arwinsyah lantaran malas berkantor.
"Menurut saya itu kan wajar gajinya tidak saya bayar, karena dia jarang sekali masuk kantor, masa mau digaji. Itu juga hak saya sebagai Kades untuk ambil keputusan itu," katanya.
Saharuddin pun mengaku sempat beradu mulut dengan Arwinsyah di TKP itu, Dusun Ajjakkang sebelum perkelahian.
"Pada saat saya masih bicara, Arwinsyah meludah di hadapan saya," ungkapnya.
Atas sikap Arwinsyah itu, muncul ketersinggungan oleh Saharuddin.
"Pas meludah, di situ saya tersinggung sampai terjadilah perkelahian. Untung saya tangkis pukulannya, sementara pukulanku masuk di mukanya," jelas Saharuddin.
Atas kasus tersebut, Arwinsyah dilarikan ke RSUD Barru oleh rekannya lantaran hidungnya berdarah.
"Saya heran. Kenapa tiba - tiba hidungnya berdarah, padahal waktu saya berkelahi tidak ada apa-apa saya lihat di mukanya," kata Saharuddin, yang menyebut pukulannya hanya pelan ke Arwinyah.