Deddy Mizwar 'Dipermalukan' di Jawa Barat, Fahri Hamzah Salahkan Manuver Elite PKS
Mulanya, para kader PKS mendeklarasikan Deddy Miswar (Demiz) berpasangan dengan Syaikhu dan Fahri
"Pilkada Jawa Barat itu paling tragis...sewaktu kader2 PKS deklarasikan Demiz-Syaikhu saya langsung bilang “menang telak..!”. Tapi manuver elite PKS mengalahkan akal sehat .Demiz yg telah dampingi aher 5 tahun malah ditinggal. Suara pecah dan kalah! Tragis!,'" tulis Fahri.
Setelahnya, Fahri mengatakan jika ada sedikit salah paham antara Demiz dan Gerindra sehingga Demiz mencari tiket ke Partai Demokrat demi utuhnya Demiz -Syaikhu.
Namun, PKS tidak mencoba mencari jalan tengah untuk keduanya justru memecah.
"Lalu, setelah ada sedikit salah paham antara Demiz dengan Gerindra lalu Demiz merapat mencari tiket ke PD (demi utuhnya Demiz-Syaikhu), harusnya PKS sebagai partai Dakwah menyatukan dan mencari jalan tengah. Toh Demiz sdh seperti kader PKS. Eh malah memecah," tweet Fahri.
Pecah antara Demiz-Syaikhu terjadi dan memunculkan Sudrajat sebagai pasangan Syaikhu untuk menjadi Cagub, sedang Demiz berpasangan dengan Dedi.
Fahri menambahkan ia mengenal baik kedua cagub yang bertarung di pilkada Jabar tersebut, antara Demiz dan Sudrajat.
Namun menurut Fahri, pertarungan keduanya dirasa tidak perlu dan mubazir.
Pertarungan kedua cagub itu terjadi karena kekonyolan elite PKS dan hasilnya basis suara terpecah dan kalah.
"Saya kenal Demiz, saya kenal pak Sudrajad sejak masih aktif di TNI, keduanya orang2 besar di pentas kita. Tapi pertarungan keduanya tidak perlu. Mubazir. Tapi kekonyolan elite PKS membuatnya bertarung dan hasilnya adalah basis suara keduanya pecah dan kalah!," tambah Fahri.
Fahri juga meminta para pimpinan PKS untuk introspeksi dan jangan selalu mencari pembenaran, karena dua periode yang dijaga PKS di Jawa Barat melalui kader inti sekarang hilang.
"Saya tahu lebih detail dan ini Gak enak disebutkan sebab merupakan jeroan kekonyolan. Tapi pimpinan PKS introspeksilah, jangan cari pembenaran terus; 2 periode kita jaga Jawa Barat di tangan kader Inti sekarang hilang. Mau Muji apa? Stop cari pembenaran! Stop!," tambah Fahri.
Berikut ini tanggapan Fahri mengenai PKS dalam pilkada Jabar yang telah dirangkum Tribunwow.com dari Twitter-nya.
"Saya hanya menilai PKS dalam dinamika internal sekarang yang semakin lumpuh. Rasionalitas politik makin ditinggal, kultus pimpinan makin kuat, dan keterbukaan hilang. Kekalahan di pulau Jawa ini pelajaran telak. Belajarlah mengakui kesalahan. Itu manusiawi kok.
Kita ini organisasi manusia, dan bagi saya kekalahan di Jawa barat itu menyakitkan. Karena kita menjaga kursi Aher dalam suasana mencekam. Merayu Demiz untuk mau mendampingi Aher itu perjuangan. Dan itu pengorbanan Demi yg tidak bisa saya lupakan. Dia pahlawan PKS!
Mana insting dakwah pimpinan PKS ketika alumni 212 yang begitu keras menilai kejadian Jakarta waktu itu dan penyertaannya dengan sabar mendampingi aher ditiadakan? Apa yang dibela oleh elite PKS ini? Kenapa tidak punya warna dalam perjuangan?
Itulah yang saya curigai...lembaga tenggelam oleh ego dan kerdilnya jiwa. Sehingga yang menang bukan dakwah dan ide2 besar politik yang akan mengantarkan kejayaan. Tapi setiap hari penuh puja puji pimpinan tanpa salah. Atau menyalahkan orang lain dan bela diri tanpa salah.