Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

MASYA ALLAH, Ini 3 Wasiat Harry Moekti Sebelum Meninggal, No 2 Soal Bendera Rasulullah

Mantan rocker ternama, Hari Moekti tutup usia pada Minggu (24/6/2018) malam di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi sekitar pukul 20.49 WIB.

Editor: Ilham Arsyam
Ustadz Harry Moekti 

TRIBUN-TIMUR.COM - Mantan rocker ternama, Harry Moekti tutup usia pada Minggu (24/6/2018) malam di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi sekitar pukul 20.49 WIB.

Harry Moekti mengalami stroke ketika berada di Hotel The Edge, Jalan Baros, Kota Cimahi.

Ia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Dustira.

Jenazah Harry Moekti dimandikan dan disalatkan di rumah duka, Kompleks Pemda Padasuka Blok H 7980, Cimahi.

Bila sesuai rencana, jenazah akan dimakamkan di Bogor pada hari ini, Senin (25/6/2018).

Berikut 3 wasiat Herry Moekti kepada keluarga sebelum meninggakl:

1. Teruskan Dakwah

Sebelum meninggal, Harry Moekti disibukkan dengan kegiatan yang berkaitan dengan dakwah.

Saat menginjak usia empat puluh tahun, Harry Moekti hijrah dan menjadi ustadz.

Sampai akhir hayatnya, Harry Moekti tak melupakan dakwah.

Hal tersebut ia sampaikan pada pesan terakhirnya.

"Pesan terakhirnya teruskan dakwah," ujar adik kandung Harry Moekti, Chandra Moekti saat ditemui di rumah duka, Minggu (24/6/2018).

2. Bendera Rasulullah

Beberapa hal disampaikan oleh almarhum sebelum ia meninggal.

Harry Moekti tak ingin ditutupi oleh kain samping.

Ia melarang keluarganya untuk melakukan hal tersebut.

"Beliau meminta jangan ditutupi kain samping jika meninggal. Tapi harus ditutupi bendera Rasululloh SAW yang bertuliskan laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah," ujar Chandra.

Bendera Rasulullah yang dimaksud, kata Chandra, merupakan bendera Arroya berwarna hitam dan bertuliskan putih.

Kalimat pada bendera tersebut, ujarnya, akan menyelamatkan umat muslim jika berpegang teguh pada kalimat tersebut.

3. Larang bendera kuning

Harry moekti juga melarang dipasangnya bendera kuning.

Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, tak ada pemasangan bendera kuning di sekitar rumah duka.

"Beliau juga meminta jangan dipasang bendera kuning karena itu bukan tata cara orang muslim, makanya tadi saya meminta untuk tidak dipasang bendara kuning," katanya.

Ustadz Hari Moekti sebenarnya akan berdakwah pada hari ini, Senin (25/6/2018) di Masjid ABRI kota Cimahi.

Maka dari itu, pria berusia 63 tahun tersebut menginap di Hotel The Edge.

Menangis dan minta maaf

Dilansir dari akun Youtube Mercusuar, Dai kondang itu tampak masih menyampaikan dakwahnya meski terbaring lemah akibat penyakitnya.

 

Di awal video tersebut, Harry Moekti yang mengenakan kaos berwarna hitam itu tampak lemas berada di atas tempat tidur.

Tubuhnya tampak ditutupi selimut berwarna putih.

Meski lemas, nada bicaranya yang khas tetap terdengar seraya meladeni petanyaan seorang pria disampingnya.

Saat ditanya perihal usia, Harry Moekti pun menjawabnya seraya melempar senyuman.

Ia lantas teringat usianya tak lagi muda.

Harry Moekti lalu membandingkan usianya dengan Nabi Muhammad SAW ketika dulu wafat.

Ia pun lantas berujar ingin terus berdakwah meski dirinya sakit.

"(Usia saya) 61, dua tahun lagi seusia Rasulullah, Rasulullah wafat dalam usia 63 tahun, Kalau dua tahun lagi, cukup lah waktu saya untuk berdakwah meski dalam keadaan sakit, saya tetap semangat," ujarnya seraya tersenyum ke arah kamera.

Usai mengutarakan keinginannya, Harry Moekti tiba-tiba teringat pada masa lalunya.

Ia pun lantas meminta maaf atas kesalahan di masa lalu yang pernah dibuatnya semasa menjadi artis.

"Masa lalu saya tinggalkan, dulu saya artis, banyak merusak umat, kepada penggemar Harry Moekti, Maafkan saya," ucapnya seraya menahan tangis.

Setelahnya, Harry Moekti pun tampak menangis.

Sambil melantunkan doa, ia pun berujar bahwa dirinya ingin menyaksikan daulah khilafah di kehidupan ini ditegakkan.

Tak hanya itu, seolah menjadi pesan terakhir dan firasat, Harry Moekti pun melantunkan doa agar dirinya masih diberi kesempatan untuk berdakwah.

Ia lantas menangis tersedu-sedu dan kembali meminta kepada Sang Maha Pencipta agar kaum muslimin senantiasa bersatu.

"Mudah-mudahan kita masih diberi umur panjang, menyaksikan tegakkan daulah khilafah, karena rahmatan lil 'alamin itu ditegakkannya syariat islam secara menyeluruh dalam segala aspek kehidupan di muka bumi ini, Ya Allah kabulkanlah doaku ini, Berikanlah kami kekuatan, untuk berjuang, agar tegaknya daulah khilafah, Allahu Akbar, Panjangkan umurku dalam berdakwah, Berikanlah kesatuan,  kekuatan yang satu untuk kaum Muslimin, sampai tegaknya daulah khilafah," ungkap Harry Moekti sambil berurai air mata.

Lihat videonya di sini :

Kisah Hijrah Harry Moekti

Kegelisahan menjadi alasan Hari Moekti berhijrah.

Sejak tahun 1993 atau sejak albumnya diedarkan, Harry mengaku kerap dihantui rasa gelisah.

Ia takut kariernya tenggelam karena munculnya artis-artis baru.

Rasa gelisah itu membuat kehidupannya tak pernah tenang.

Di tengah-tengah rasa gelisah itu, Harry mendapat nasihat dari temannya yang seorang Ustadz.

"Dua bulan kemudian hingga tahun 1995, setelah album itu diedarkan selalu gelisah kemudian saya ada yang menasihati," ujar Ustadz Hari Moekti saat ditemui di Cibabat Park, Kota Cimahi, Senin (14/5/2018).

Harry dinasihati agar lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Saat masih menjadi artis, Harry merasa hidupnya sudah di jalan yang benar karena kerap beribadah seperti menyisihkan rezekinya untuk beramal.
Namun, jiwanya selalu merasa tidak tenang.

Setelah ia menuruti nasihat temannya dan memperdalam ajaran islam, Harry menemukan kedamaian.

"Ternyata islam itu menenangkan jiwa, memuaskan akal. Dulu sebelum bertaubat jiwa saya enggak tenang, enggak puas akal, mungkin karena salah jalan," ucapnya. (Tribunjabar.id)

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Hari Moekti Berwasiat Jika Meninggal Jasadnya Ditutup Bendera Rasulullah, Ini Maknanya, http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/06/25/hari-moekti-berwasiat-jika-meninggal-jasadnya-ditutup-bendera-rasulullah-ini-maknanya?page=all.


Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved