Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ini Kiat Agar Mendapat Lailatul Qadar Menurut Ustadz Adi Hidayat & Ustadz Abdul Somad

Lailatul Qadar adalah malam yang kebaikannya lebih dari seribu bulan karena pada malam itulah diturunkannya Al Quran oleh Allah SWT.

Editor: Ilham Arsyam
Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Abdul Somad 

Artinya Al Qadar bisa datang di awal ramadan, tengah atau akhir walau lebih banyak di akhirnya.

Karena itu untuk mendapatkan Al Qadar, ibadah seperti salat tarawih, baca Al Quran, istighfar harus dilakukan tiap malam Ramadan tidak hanya di 10 malam terakhir.

Fungsi iktikaf dalam hal ini, kata Ustaz Adi Hidayat adalah hanya membantu anda lebih khusyuk untuk mendapatkan Al Qadar.

"Itikaf di masjid lebih fokus ibadahnya," ucap dia. 

Sementara itu menurut ustadz Abdul Somad ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar mendapat Lailatul Qadar.

"Yang perlu dipersiapkan siangnya siam, yaitu menahan mata, tahan telinga, tahan lidah, tahan tangan, tahan kaki dari hal-hal maksiat atau perbuatan buruk," katanya.
"Malamnya qiam, bediri di tengah malam shalat karena allah SWT. Jadi sehabis Maghrib, ke Isya, dengarkan kultum (kuliah tujuh menit), salat tarawih, tadarus lalu pulang tidur. Jangan nonton tv lagi, biar bisa bangun tengah malam. Lalu jam tiga bangun, suami bangunkan istri ajak shalat tahajud," lanjutnya.
Selain itu juga perbanyak zikir, serta doa kepada Allah SWT agar dijumpakan dengan malam Lailatul Qadar. Ustaz Abdul Somad juga sampaikan ciri-ciri orang yang mendapat malam lailatul qadar terlihat pada perilakunya. 
"Kalau sebelumnya orangnya pelit, sehabis ramadhan jadi pemurah. Kalau sebelumnya susah ibadah, sekarang rajin ibadah di masjid. Itu tandanya dapat lailatul qadar," kata UAS dalam video ceramahnya. 

Dikutip dari rumaysho.com, umat Islam diperintahkan untuk mencari lailatul qadar.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169)

Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil lebih memungkinkan daripada malam-malam genap. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha pula, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2017)

Ganjil tersebut bisa dihitung dari awal bulan, maka malam yang dicari adalah malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29. Namun bisa jadi pula lailatul qadar dihitung dari malam yang tersisa. Dalam hadits lain disebutkan,

لِتَاسِعَةٍ تَبْقَى لِسَابِعَةٍ تَبْقَى لِخَامِسَةٍ تَبْقَى لِثَالِثَةٍ تَبْقَى

“Bisa jadi lailatul qadar ada pada sembilan hari yang tersisa, bisa jadi ada pada tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula pada lima hari yang tersisa, bisa juga pada tiga hari yang tersisa” (HR. Bukhari). Oleh karena itu, jika bulan Ramadhan ternyata 30 hari, berarti malam ketiga puluh adalah malam yang menggenapi. Jika dihitung dari hari terakhir, malam ke-22 berarti sembilan hari yang tersisa. Malam ke-24 berarti tujuh hari yang tersisa. Inilah yang ditafsirkan oleh Abu Sa’id Al Khudri dalam hadits shahih. Inilah yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa memilah-milah hari ganjil dan genap.

Tanda Malam Lailatul Qadar

1. Keadaan matahari di pagi hari, terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved