Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

2 Minggu Sebelum Ditembak, Razan Najjar Bikin Marah Tentara Israel karena Lakukan ini

Seorang paramedis Gaza, Razan al Najjar ditembak oleh pasukan militer Israel tepat di dadanya pada 1 Juni 2018.

Editor: Ilham Arsyam
Razan al Najjar 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kesedihan dan air mata masih memenuhi jalur Gaza.

Seorang paramedis Gaza, Razan al Najjar ditembak oleh pasukan militer Israel tepat di dadanya pada 1 Juni 2018.

Saat itu, Najjar masih menggunakan rompi paramedis, tak bersenjata, tak melakukan ancaman apapun dan hanya sibuk menolong para demonstran yang terluka.

Ayah dan ibu Najjar membawa seragam medis berlumuran darah yang dia kenakan saat tertembak.

"Dia sering pulang dengan pakaian putih yang berubah jadi merah. Itu darah para korban yang dia tolong hari itu. Tapi merah kali ini adalah darahnya sendiri,"  kata Ashraf, ayah Najjar.

Sementara itu, dilansri dari Middleeasteye, ibunda Najjar, Sabreen mengungkap fakta baru mengenai kematian putrinya.

"Mereka (pasukan Israel) tahun Najjar. Mereka tahu dia adalah paramedis yang bertugas sejak 30 Maret,"

"Peluru itu bukan peluru acak. Israel memang menargetkan Najjar dan itu peluru ledak langsung ditembak ke dadanya, itu ulah para penembak jitu Israel," ujar Sabreen.

Sabreen membawa jas medis putrinya, Razzan al Najjar
Sabreen membawa jas medis putrinya, Razzan al Najjar 

Terungkap pula bahwa sebelumnya, Najjar mungkin telah membuat geram para pasukan Israel.

Dua minggu sebelum kematian Najjar, seorang petugas medis bernama Mousa Abu Hassanein juga ditembak mati oleh militer Israel.

Kematian Mousa menyisakan duka yang mendalam serta kemarahan dari para sukarelawan medis di jalur Gaza, termasuk Najjar.

Namun Najjar bukan tipe orang yang hanya diam, dia justru melakukan wawancara yang dipublikasikan ke media sosial.

Ini salah satu sikap yang menarik perhatian Israel pada dirinya.

Dalam wawancara tersebut, Najjar berkata, "Kami menyaksikan banyak serangan oleh pasukan Israel, termasuk paramedis dan wartawan yang menjadi sasaran. Padahal seharusnya mereka dilindungi,"

"Saya ingin seluruh dunia melihat, mengapa pasukan Israel menargetkan kami yang hanya paramedis ini? Kami bahkan tidak melawan, tidak menyerang dan tidak melakukan apapun yang membahayakan. Kami hanya menyelamatkan orang yang terluka, mencoba menyembuhkan luka mereka,"

 
"Jadi, tolong jawab kenapa mereka menargetkan kita juga?"

Keluarga dan rekan-rekan Najjar menduga bahwa ini merupakan salah satu alasan kuat kenapa sniper Israel menargetkan Najjar.

Mengutip dari cuitan akun resmi Twitter pasukan militer Israel, @IDFSpokesperson pada tanggal 31 Maret 2018 (yang sekarang telah dihapus), pasukan militer itu tak pernah meluncurkan peluru acak tanpa kontrol.

Mereka selalu tahu target mereka, dan tahu di mana peluru itu akan bersarang.

twitter IDFSpokesperson
twitter IDFSpokesperson

Melihat kesaksian keluarga dan rekan Najjar, ada kemungkinan bahwa kematian Najjar telah ditargetkan sebelumnya dan bisa saja rekaman wawancara tersebut jadi salah satu pemicunya.

 

Inilah 5 fakta mengenai Razan al Najjar, dilansir dari Heavy:

1. Razan bertugas 13 jam sehari di perbatasan Gaza

Razan telah bergabung menjadi relawan sejak 30 Maret 2018 dan dia hampir setiap hari datang merawat warga sipil yang terluka.

Dia bekerja sejak jam 7 pagi hingga 8 malam, sekitar 13 jam per hari.

Dalam sehari, Razan al Najjar bisa membantu mengobati 70 orang yang terluka.

"Kami melakukan ini karena mencintai negara kami. Ini pekerjaan kemanusiaan," katanya dilansir dari Times.

2. Melakukan wawancara dengan majalah Times sebelum kematiannya

Pada bulan Mei, beberapa saat sebelum kematiannya, Najjar pernah melakukan wawancara dengan majalah Times.

Salah satu isi wawancaranya adalah dia mengatakan bahwa wanita juga berperan penting dalam masyarakat Palestina, khususnya Gaza.

 
"Perempuan dalam masyarakat kita dihakimi, dipandang sebelah mata. Tapi mereka harus menerima kami karena kami memiliki kekuatan yang lebih dari siapa pun," kata Najjar.

3. Seragam yang selalu 'berdarah'

seragam Razan al Najjar kerap dipenuhi darah korban luka
seragam Razan al Najjar kerap dipenuhi darah korban luka 

Najjar menjadi paramedis serelag mengambil sekolah diploma keperawatan umum.

Sejak bertugas sebagai relawan aksi protes di Jalur Gaza, Najjar benar-benar total dalam bekerja.

Menurut Sabreen, ibunya Najjar, putrinya bahkan sering tetap tinggal di perbatasan hingga semua demonstran kembali pulang.

Seragam medisnya selalu dipenuhi darah saat dia pulang ke rumah.

Itu darah dari para korban luka yang telah ditolong Najjar hari itu.

4. Razan al Najjar seorang pemberani sejak kecil

Najjar adalah putri sulung dari enam bersaudara.

Sejak kecil, dia adalah sosok anak yang kuat, dan berani.

Saudarnya, Dalia al-Najjar mengenang sosok Razan sebagai teman bermain yang baik hati dan menyenangkan.

 
"Aku tidak percaya dia telah dibunuh. Aku sangat bangga bagaimana dedikasinya untuk negara. Dulu waktu kecil, dia sering datang ke rumah nenek dan kami bermain bersama," ungkap Dalia al-Najjar.

5. Pemakamannya dihadiri ribuan orang

ribuan orang mengantar jenazah Razan saat pemakamannya
ribuan orang mengantar jenazah Razan saat pemakamannya 

Razan dimakamkan pada hari Sabtu, 2 Juni 2018 dan pemakamannya dihadiri ribuan orang.

Mulai dari warga sipil, keluarga dan kerabat juga rekan-rekan relawan medis yang turut berjuang bersama Razan saat hidupnya.

Kematian Razan juga meninggalkan kesedihan bagi begitu banyak orang yang terlibat di konflik jalur Gaza.(Intisari Online)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Razan al Najjar 'Sengaja' Ditembak Sniper Israel Karena Alasan Ini? Simak Kesaksian Sang Ibu, http://aceh.tribunnews.com/2018/06/04/razan-al-najjar-sengaja-ditembak-sniper-israel-karena-alasan-ini-simak-kesaksian-sang-ibu?page=all.


Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved