Pilkada Luwu 2018
Warga Tak Bisa Nonton Siaran Debat Kandidat, KPU Luwu: Tanyakan ke TV Kabelnya
Hal tersebut dia klarifikasi melalui kiriman gambar (foto) dari masyakat Luwu yang menonton secara live di layar televisi.
Penulis: Desy Arsyad | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunLuwu.com, Desy Arsyad
TRIBUNLUWU.COM, BELOPA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Luwu, Abd Thayyib Wahid, menanggapi sorotan masyarakat yang tidak bisa menyaksikan secara langsung debat kandidat cabup-cawabup Luwu yang disiarkan TVRI.
Sebelumnya, KPU Luwu mengatakan jika debat kedua yang berlangsung di Eboni Ballroom, Gammara Hotel, Makassar ini disiarkan live di TVRI, Senin (28/5/2018) pukul 22.00 Wita.
Abd Thayyib Wahid membantah jika masyarakat Luwu tidak dapat menyaksikan debat.
Hal tersebut dia klarifikasi melalui kiriman gambar (foto) dari masyakat Luwu yang menonton secara live di layar televisi.
"Buktinya saya dapat kiriman gambar dari Luwu orang nonton bareng debat. Di posko-posko semua orang nonton bareng kok," ujarnya kepada tribunluwu.com, Selasa (29/5/2018).
Dia malah mempertanyakan televisi kabel yang dipakai masyarakat yang tidak mengambil siaran TVRI Sulawesi Selatan.
"Kalau yang tidak dapat siaran debat itu tanyakan sama TV kabelnya. Karena yang kirim gambar nonton bareng juga pakai TV kabel tapi kok bisa dapat," jelasnya.
Bahkan dia juga mendapat kirimkan gambar dari KPU Bone soal penayangan debat.
"Saya juga dapat kiriman gambar dari KPU Bone, mereka juga bisa nonton. Jadi debat bisa disaksikan se-Sulawesi Selatan," tegasnya.
Dikabarkan, tak sedikit warga Luwu membuat status Facebook yang kecewa tidak bisa menyaksikan debat lewat TVRI.
Ketua Pengurus Pusat (PP) Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (IPMIL), Paisal juga menyoroti kinerja KPU Luwu yang hanya ingin bermewah-mewahan.
'Kami sangat menyayangkan sikap KPUD Luwu sebagai penyelenggara demokrasi yang mengadakan debat di Makassar, justru tidak memiliki keuntungan sama sekali untuk masyarakat Luwu," kata Paisal.
"Sepertinya, KPU Luwu hanya ingin bermewah-mewahan dan menghabiskan anggaran yang ada saja, apalagi dilaksanakan salah satu hotel berbintang di Makassar," tutup Paisal.