Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Menebak Pewaris Tahta Kerajaan Inggris, Akankah Jatuh ke Tangan Pangeran William?

Berdasarkan Hukum Umum, Takhta Kerajaan diwariskan kepada keturunan penguasa monarki atau kepada garis keluarga terdekat penguasa monarki.

Editor: Sakinah Sudin

TRIBUN-TIMUR.COM - Setelah naik takhta pada tanggal 6 Februari 1952, Ratu Elizabeth II menjadi Ketua Persemakmuran sekaligus ratu dari tujuh Alam Persemakmuran (Commonwealth Realms) merdeka, yaitu: Britania Raya, Kanada, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Pakistan dan Sri Lanka.

Sejak tahun 1956 hingga 1992, jumlah Alam Persemakmurannya bervariasi dan beberapa wilayah merdeka bertransformasi menjadi negara republik.

Saat ini, selain empat negara pertama yang disebut di atas, Elizabeth juga merupakan Ratu dari Jamaika, Barbados, Bahama, Grenada, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Tuvalu, Saint Lucia, Saint Vincent dan Grenadines, Belize, Antigua dan Barbuda, serta Saint Kitts dan Nevis.

Baca: Bercanda Soal Bom di Dalam Pesawat, Pria Ini Kena Petakanya, Padahal Baru Saja Diwisuda

Baca: Mohamed Salah dan Pengaruhnya, Masjid Tertua di Inggris Ini Kini Ramai Dikunjungi untuk Ibadah

Masa pemerintahannya selama 66 tahun merupakan masa pemerintahan terpanjang dalam sejarah Monarki Britania Raya mengalahkan nenek buyutnya, Ratu Victoria, yang memerintah selama 63 tahun.

Elizabeth lahir di London dan menempuh pendidikan secara privat.

Ayahnya naik takhta menjadi George VI pada tahun 1936 setelah pamannya, Edward VIII, melepaskan takhtanya, dan secara tidak terduga Elizabeth menjadi penerus takhta berikutnya.

Baca: 5.000 ASN Sidrap Segera Terima THR, Honorer?

Baca: Ketua RT RW Dukung Prof Andalan, Deng Ical : Pemkot Imbau Tidak Terlibat!

Elizabeth mulai menjalankan tugas sosialnya selama terjadinya Perang Dunia II dengan bertugas di palang merah.

Pada tahun 1947, ia menikah dengan Pangeran Philip, Adipati Edinburgh, dan kemudian dikaruniai empat orang anak, yaitu Charles, Anne, Andrew, dan Edward.

Selama ini ahli waris takhta didasarkan pada anak laki-laki pertama yang lahir.

Oleh sebab itu pangeran Charles harusnya memiliki kemungkinan terbesar untuk menjadi pewaris takhta berikutnya.

Namun pangeran Charles terlena oleh janda bernama Camilla Parker-Bowles dan meninggalkan putri Diana.

Pangeran Charles dan Camilla
Pangeran Charles dan Camilla (IST/ google)

Baca: Sajian All You Can Eat, Amiroh Pilih Buka Puasa Bersama Keluarga di Hotel

Baca: Waspada! Ustadz Abdul Somad Tegaskan Tak Punya Akun Twitter, Akun yang Ini Palsu

Agama Gereja Inggris melarang pengikutnya untuk menikahi janda yang mantan suaminya masih hidup.

Jikalau Charles lancar jaya melenggang menjadi seorang raja nantinya maka ia akan menjadi pemimpin tertinggi agama tersebut.

Jelas ini sangat tidak baik bagi kelangsungan aturan kerajaan dan juga agama.

Kecantikan Putri Diana yang merupakan ibu dari anak-anaknya masih saja tak bisa membuatnya tetap setia.

Putri Diana
Putri Diana ()

Baca: Innalillah, Mantan Dekan FE Unhas Prof Karim Saleh Meninggal

Baca: Ingin Gelar Resepsi Pernikahan di The Rinra? Siapkan Budget Segini

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved