Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nyawa Anggota Densus 88 Ditukar Makanan, Napi Teroris Masih Berkuasa di Rutan Brimob

Polisi berhasil mencegah korban tambahan dari pihak Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88.

Editor: Mansur AM
KOMPAS.COM
Mobil ambulance melintas pasca kerusuhan di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018). Kerusuhan terjadi di dalam rutan yang ada di lokasi tersebut pada Selasa (8/5/2018) malam.(MAULANA MAHARDHIKA) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Polisi berhasil mencegah korban tambahan dari pihak Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88. 

Negosiator polisi berhasil membebaskan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Brigadir Kepala Iwan Sarjana yang disandera oleh narapidana pada Kamis (10/5/2018) pukul 01.00 WITA dini hari.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto menuturkan bahwa tim negosiator Polri telah berhasil membebaskan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Brigadir Kepala Iwan Sarjana yang disandera oleh narapidana terorisme di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Iwan disandera setelah insiden kericuhan di Mako Brimob sejak Selasa (8/5/2018) malam.

Menurut Setyo, pembebasan dilakukan melalui negosiasi dengan pihak penyandera yang meminta pasokan makanan.

"Pembebasan dilakukan atas negosiasi. Mereka minta makanan, maka kita bujuk mereka untuk bebaskan dulu. Sandera polisi yang kita bebaskan dulu," ujar Setyo saat memberikan keterangan di Markas Korps Sabhara Baharkam, Depok, Kamis (10/5/2018).

Proses pembebasan dilakukan sekitar pukul 24.00 WIB, Rabu (9/5/2018). Saat diserahkan, kondisi tubuh Iwan mengalami luka-luka dan lebam.

Saat ini, kata Setyo, Iwan telah dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dirawat.

"Iwan Sarjana sudah berhasil dibebaskan dalam keadaan hidup. Kondisinya luka-luka lebam di muka dan beberapa bagian tubuh," kata Setyo.

Pelaksanaan kira-kira satu jam lalu dan sekarang di bawa ke RS polri untuk dirawat selanjutnya," ucapnya.

Sementara itu, lanjut Setyo, tim negosiator Polri masih melakukan negosiasi, sebab, sejumlah narapidana terorisme masih menguasai senjata api yang sempat direbut dari petugas pada saat terjadi kericuhan.

"Kondisi masih kondusif dan terkendali dan masih negosiasi karena senjata masih di dalam, masih rawan untuk melakukan satu hal," tutur Setyo.

Jenazah Briptu Fandy saat tiba di rumah duka, Komplek Polri, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, satu dari lima korban tewas kericuhan di rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok.
Jenazah Briptu Fandy saat tiba di rumah duka, Komplek Polri, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, satu dari lima korban tewas kericuhan di rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok. (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

Napi Berkeliaran Bawa Senjata Api

Tiga blok sel tahanan Mako Brimob Kelapa Dua Depok, sudah dikuasai oleh narapidana.

Tiga blok yang sudah dikuasai oleh narapidana adalah blok A, B, dan blok C.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Etyo Wasisto mengatakan, narapidana yang menguasai tiga blok tersebut memiliki senjata api.

"Tiga blok tersebut sudah dikuasai oleh para narapidana, mereka memiliki senjata api dan senjata tajam," kata Setyo di Markas Polisi Satwa, Cimanggis, Depok, Rabu (9/5/2018).

Ia juga menuturkan, saat ini para narapidana di tiga blok tersebut, bebas berkeliaran di luar sel tahanannya.

Untuk memberikan makanan kepada sandera Bripka Iwan Sarjana, petugas tidak bisa memberikannya secara langsung.

Hal ini dikarenakan narapidana bersenjata tidak membiarkan ada polisi yang masuk, dan mengancam akan menembak sandera.

Perihal kekhawatiran narapidana akan menguasai seluruh blok tahanan, Setyo mengatakan hal itu tidak mungkin terjadi.

"Tidak khawatir narapidana akan menguasai seluruh blok, karena itu tidak mungkin," kata Setyo.

Terkait informasi yang beredar bahwa sandera sudah meninggal, Setyo menuturkan akan mengkonfirmasi tim negosiator.

"Terakhir saya hubungi tim negosiator mengatakan sandera masih hidup, sekiranya pada pukul 21.00 WIB," kata Setyo.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bebaskan Bripka Iwan Sarjana, Napi Teroris Minta Pasokan Makanan", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved