Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Murid Dusun Damma Maros Seberangi Sungai ke Sekolah, Ini Kata Soni Sumarsono

Soni mengatakan, jembatan Damma rampung dalam waktu dekat. Pasalnya, tali seling sudah dipesan di Surabaya

Penulis: Ansar | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/ANSAR
Kodim 1422 Maros bersama warga membangun jembatan darurat di sungai Damma, Desa Bonto Matinggi, Kecamatan Tompobulu. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Siswa Dusun Damma, Desa Bonto Matinggi, Kecamatan Tompobulu, Maros, pertaruhkan nyawa saat berangkat ke sekolah malah disebut disengaja, Selasa (8/5/2018).

Plt Gubernur Sulsel, Soni Sumarsono menyebut, warga dan siswa sengaja turun ke sungai untuk mandi.

Namun diviralkan, seolah-olah warga dan siswa pertaruhkan nyawa saat akan ke sekolah.

Menurutnya, sungai Damma merupakan tempat warga untuk mandi. Bukan malah menjadi tempat pertaruhkan nyawa. Hal itu dikatakannya, berdasarkan keterangan tim Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (PU).

"Sengaja diviralkan (siswa pertaruhkan nyawa), padahal mereka turun ke sungai untuk mandi. Itu memang tempat warga untuk mandi," kata Soni.

Soni mengatakan, jembatan Damma rampung dalam waktu dekat. Pasalnya, tali seling sudah dipesan di Surabaya. Pekan ini, tali tersebut sudah tiba di Maros dan akan dipasang.

Keterlambatan perampungan jembatan yang mangkrak sejak 2015 lalu itu, disebabkan material bangunannya harus dipesan di luar Sulawesi.

"Materialnya sudah datang pekan ini. Kenapa agak lama pembangunannya, karena dipesan di Surabaya. Seandainya di Makassar, mungkin cepat," kata Soni.

Pemkab Maros diminta untuk bertanggungjawab atas pembangunan jembatan. Jika nantinya Dana Desa tidak mampu biayai pembangunan, Pemkab harus turun tangan.

Namun jika Pemkab juga tidak mampu segera membangun dan merampungkan jembatan tersebut, Pemprov siap membangunnya. Anggaran Pemrov siap untuk dikucurkan membangun jembatan.

"Kalau Pemkab tidak bisa, Pemrov turun tangan. Kami punya Bina Marga, siap membangun jembatan. Tapi itu tidak perlu, kita tunggu saja jembatan itu rampung," ujarnya.

Sehari sebelumnya, 40 prajurit Kodim 1422 Maros bersama warga membangun jembatan darurat di sungai Damma.

Pembangunan jembatan dilakukan Kodim lantaran prihatin, dengan kondisi murid dan siswa yang harus pertaruhkan nyawanya saat berangkat ke sekolah.

Murid dan siswa terpaksa menyerang sungai meski air deras, lantaran proyek jembatan Dusun Damma yang telah menelan Dana Desa 2015-2017 sebesar Rp 300 juta, tidak kunjung rampung.

Seorang warga, Badaruddin mengatakan, meski pemerintah telah berjanji untuk segera membangun jembatan layak, namun warga tidak percaya lagi.

Selama ini, pemerintah hanya berjanji, tapi tidak pernah merampungkan jembatan.

"Untungnya ada Kodim 1422 Maros yang berinsiatif untuk membangun jembatan darurat. Prajurit memang mengerti kebutuhan warga. Mereka tidak pernah berjanji, tapi tiba-tiba membawa material," kata Badaruddin.

Jembatan darurat dibuat supaya warga Damma tidak kesulitan menyeberang sungai. Apalagi sudah menjelang bulan suci Ramadan.

Warga yang ingin salat tarawih tidak harus basah-basah lagi saat menyerang sungai. Hal itu sering dialami warga, setiap Ramadan. Warga selalu membawa pakaian ganti saat ke masjid.

"Jembatan darurat akan dipakai saat bulan tarwih. Warga harus keluar menyeberang sungai jika ingin ke masjid. Kasihan kami, tidak pernah mendapat perhatian khusus dari pemerintah," katanya.

Selain itu, warga tidak repot lagi memikul gabah dari seberang sungai saat musim panen. Warga sudah bisa menggunakan motor pengangkut gabah.

Hanya saja, jembatan darurat tersebut dipastikan akan hanyut terbawa air, jika air sedang pasang. Pasalnya, kayu yang dipasang oleh TNI hanya disangga dengan menggunakan batu sungai. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved