6 Fakta Bocah yang Dihukum Siram Kepala dengan Oli, Menyedihkan Begini Keadaanya Sekarang
Anak tersebut mengguyur kepalanya dengan oli bekas karena ketahuan mengambil onderdil di sebuah bengkel di Sleman, Yogyakarta.
Salah?, Iya salah,
haram?, iya haram.
Tapi ingatlah pada suatu peristiwa ketika Khalifah Umar sedang mbolang menemukan Seorang ini dengan anak anaknya yang masih kecil-kecil sedang menguliti bangkai binatang untuk mereka makan. Khalifah menegur:
"Wahai Saudari, akankah kamu memberi makan anak-anakmu dengan bangkai yang mulai membusuk itu. Tahukah kamu bahwa bangkai itu haram untuk dimakan...?"
Jawab Ibu itu : "Yang Mulia Khalifah, sudah pasti bangkai ini haram bagi khalifah, tetapi insya Allah tidak haram untukku dan untuk anak-anak kami. Kami miskin dan lemah, Tidak ada lagi yang bisa kami makan selain ini".
Unggahan tersebut menjadi perhatian para warganet. Bahkan, komentar pada unggahan tersebut mencapai ribuan.
2. Polisi benarkan kejadian bocah mengguyur oli
Kapolsek Turi AKP Catur Widodo membenarkan kejadian tersebut. "Terkait kejadian yang ada di media sosial, sudah kami tindak lanjuti," ujar Catur Widodo saat ditemui Kompas.com, Senin ( 30/4/2018).
Catur menuturkan, kasus tersebut saat ini masih diselidiki. Terkait apakah ada tindak pidana atau tidak, menunggu dari hasil gelar perkara awal.
"Selanjutnya menunggu perkembangan dari hasil penyelidikan, apakah ada tindak pidana atau tidak. Nanti kita lihat dari hasil gelar awal perkara," pungkasnya.
3. Pemilik bengkel minta maaf
Sehadi Utomo, Kepala Dukuh Sangurejo, Wonokerto, Turi, Sleman, Yogyakarta (kiri), dan Arief Alfian, pemilik bengkel saat memberikan keterangan terkait foto seorang anak yang mengguyur kepalanya dengan oli. (KOMPAS.com / Wijaya Kusuma)
Arief Alfian (37), pemilik sebuah bengkel motor di Turi, Sleman, Yogyakarta, menyampaikan permintaan maaf setelah foto seorang anak mengguyur kepalanya dengan oli viral di media sosial.
Foto itu viral dengan keterangan dihukum demikian setelah ketahuan mencuri onderdil di bengkel tersebut.
Arief mengaku, awalnya hanya ingin memberi pelajaran supaya anak berinisial LF itu tidak mengulangi perbuatannya lagi.
"Niat saya hanya agar anak ini kapok, masa depannya kan masih panjang. Tidak ada niatan apa-apa selain agar jera, saya juga tidak tahu kalau anak yatim piatu," ungkapnya, Senin (30/4/2018).