Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hari Kartini 2018

Hari Kartini, Swiss-belHotel Makassar Talk Show Wanita Inspiratif Masa Kini

Menghadirkan Dosen FKM Unhas Shanti Riskiyani,Pemilik Studio Kecantikan, MDM Moiselle Kezia Maureen

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/MUH HASIM ARFAH
Swiss-belHotel Makassar menggelar talk show Kartini Kekinian "Wanita Inspiratif Masa Kini" di Lobby Hotel Swiss-belHotel Makassar, Jl Ujung Pandang, Makassar, Sulsel, Sabtu (21/4/2018). Menghadirkan Dosen FKM Universitas Hasanuddin Shanti Riskiyani SKM Mkes, Pemilik Studio Kecantikan, MDM Moiselle Kezia Maureen, dan Pemilik DSeven Project Diana Susanti. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-  Swiss-belHotel Makassar menggelar talk show Kartini Kekinian "Wanita Inspiratif Masa Kini" di Lobby Hotel Swiss-belHotel Makassar, Jl Ujung Pandang, Makassar, Sulsel, Sabtu (21/4/2018).

Menghadirkan Dosen FKM Universitas Hasanuddin Shanti Riskiyani SKM Mkes, Pemilik Studio Kecantikan, MDM Moiselle Kezia Maureen, dan Pemilik DSeven Project Diana Susanti.

Shanti banyak membahas masalah fenomena pemuda dan narkoba di zaman modern.

"Awal mulanya belajar penelitian tentang narkoba tahun 2003, saya waktu ingin tahu kok ada orang yang urusi masalah narkoba ini yah," katanya.

Karyawan Hotel Swiss Bel bersama dengan kepala dinas  Kepala Dinas Pariwisata Makassar, Rusmayani Madjid berfoto bersama usai melaksanakan talkshow
Karyawan Hotel Swiss Bel bersama dengan kepala dinas Kepala Dinas Pariwisata Makassar, Rusmayani Madjid berfoto bersama usai melaksanakan talkshow "Wanita Inspiratif Masa Kini" di Lobby Hotel Swiss-belHotel Makassar, Jl Ujung Pandang, Makassar, Sulsel, Sabtu (21/4/2018). Kegiatan tersebut dalam rangka memeperingati hari kartini. (sanovra/tribuntimur.com)

Selanjutnya, dia banyak terjun pada penelitian dan proses pendampingan untuk pengidap dan pengguna narkoba.

"Kasihan loh ini mereka karena terjerumus pada hal-hal yang membuat masa depan mereka hancur," katanya.

Sehingga, dia pun mengajak kepada wanita untuk tidak terjerumus pada penggunaan narkoba.

"Kalau sudah pakai susah loh untuk berhenti dan mereka yang pengidap ini capek juga. Siapa yang tak capek kalau setiap hari harus cari suntik itu," katanya.

Menurut Shanti, ketika ada keluarga yang sudah penggunaan narkoba maka keluarga menjadi tumpuan dan pendukung utama.

"Bagaimana kalau keluarga kita mengalami hal yang sama. Narkoba itu sudah ada di depan pintu rumah kita masing-masing. Ada juga pemakai yang bilang kalau barang itu tidak ada maka saya tidak akan makai, jadi keluarga jadi orang paling berperan supaya anak-anaknya tidak terjerumus," katanya.

Sehingga, dia memberikan kepada perempuan untuk tidak terjerumus.

"Keberadaan kita di dunia ini harus ada manfaatnya untuk orang lain seperti mengajak anak muda untuk tidak terlibat narkoba," katanya.

Sementara itu, Kezia banyak membahas perempuan juga harus pintar mencari uang.

Ia pun menceritakan sudah bekerja kalah masih berusia 17 tahun.

"Saat baru selesai SMA, aku bekerja jadi pramugari kemudian bekerja di hotel, itu karena mungkin keluarga aku yang bukan dari keluarga kaya-kaya amat. Ibu saya punya salon dan ayah wiraswasta sehingga saat itu saya memang harus kerja," katanya.

Setelah bekerja sebagai pramugari dan manager hotel, Kezia melihat peluang untuk membuka bisnis.

"Saya saat muda memang sudah menargetkan diri sendiri, umur segini nih saya harus punya usaha sendiri," katanya.

Sehingga, sekitaran periode tahun 2017, ia pun membuka studio kecantikan.

"Rasanya puas juga punya calon kecantikan, jadilah usaha sendiri," katanya.

Terus, dia mengajak kepada perempuan untuk bekerja dengan menggunakan ide dan dengkul.

Apa itu bekerja dengan otak dan dengkul.

"Kalau kalian tak punya ide maka gunakan dengkul, harus terus ada usaha jangan berhenti. Perempuan yang bekerja itu juga membantu Ekonomi keluarga yah. Saya terinsipirasi dari ibu saya kala masih muda sudah kerja buka salon, kalau ditanya siapa inspirasi saya yah, ibu saya," katanya.

Terakhir, Diana Susanti menjelaskan awal mulanya dia langsung jadi entrepreneur muda.

"Saat itu, memang sudah ada usaha dari keluarga cuman saya cari pasar lain melalui wisuda dengan berbagai pernak perniknya seperti bucket bunga dan selempang," katanya.

Ia tak memilih jadi karyawan karena jadi wirausaha lebih banyak menghasilkan uang.

"Omsetnya belasan juta, tidak terpikirkan untuk bekerja dulu. Lebih daripada saya kerja dengan gaji UMR, lebih banyak uangnya jadi entrepreneur," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved