Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pengakuan Mengejutkan Pedagang Pakai Penglaris, Memang Ramai Tapi Bahaya Mengerikan Mengintai

Penjual baju perempuan dewasa ini mengatakan sempat menggunakan Penglaris berupa minyak yang dioleskan ke barang dagangan.

Editor: Sakinah Sudin
pintarin.com/ via Bangka Pos
Ilustrasi 

TRIBUN-TIMUR.COM - Di Indonesia khususnya masyarakat Banjar sebutan penglaris yang digunakan pedagang sudah tidak asing lagi.

Bahkan banyak berseliweran cerita orang-orang tentang Penglaris ini. Salah satu yang paling terkenal adalah mitos penglaris di Gunung Kawi, Jawa Timur.

Konon, kalau mau jualannya laris harus mengikuti ritual-ritual tertentu, dari meletakkan sesaji, membakar dupa, dan bersemedi berjam-jam, berhari-hari, bahkan berbulan-bulan.

Baca: Mahfud MD Dukung TGB Maju di Pilpres 2019, Ini Alasannya

Baca: Viral! Ibu Ini 4 Kali Tampar Petugas SPBU Gegara Tak Mau Antre Isi Pertamax, Lihat Videonya

Namun di daerah Kalsel, khususnya Kota Banjarbaru, Penglaris juga ada, seperti pengalaman orang yang pernah memakainya, sebut saja namanya Mama Aman.

Penjual baju perempuan dewasa ini mengatakan sempat menggunakan Penglaris berupa minyak yang dioleskan ke barang dagangan.

"Kalau saya gelar dagangan saya oleskan ke barang terserah saja dimana, sedikit saja," ujarnya kepada reporter Banjarmasinpost.co.id, Sabtu (07/04/2018).

Baca: Detik-detik Gadis Remaja Lompat dari Gedung karena Dikejar Pria yang Ingin Memperkosanya

Baca: Hasil Studi: Tubuh Messi Pada Usia 33 Tahun Takkan Sebaik Cristiano Ronaldo, Ini Penyebabnya

Awalnya ungkap Mama Aman dagangannya laris, banyak pembeli dan penghasilan pun lumayan banyak.

Namun entah sudah kadaluwarsa atau apa, lama kelamaan jimat minyak Penglaris sudah tidak ampuh lagi. "Pembeli pun akhirnya biasa-biasa saja," ungkap Mama Aman.

Ditanya dimana mendapatkan Penglaris tersebut, Mama Aman menyebutkan di Kabupaten Tabalong.

Baca: Hasil Kualifikasi MotoGP, Bukan Rossi-Marquez Nomor 1, Berikut Link Live Streaming MotoGP

Baca: Sehabis Jogging, Soni Sumarsono Makan Coto Makassar dan Baroncong

Minyak penglaris
Minyak penglaris (Banjarmasinpost.co.id)

Sedang harganya Mama Aman menyebutkan cuma Rp 150 Ribu per botol.

"Saya juga coba-coba saja dulu," ujarnya.

Bisa saja menurutnya, karena harga Penglaris yang belinya tergolong murah, sehingga efeknya tak bertahan lama.

Sejak saat itu, ujar Mama Aman, dirinya tak pernah lagi membeli Penglaris untuk dagangannya. "Pokoknya seadanya saja," katanya.

Baca: Dijemput Pakai Helikopter saat Hendak Ceramah, Ustaz Abdul Somad Lakukan Aksi Tak Terduga

Beda Pakai Penglaris Atau Tidak

Tak semua orang mampu membedakan antara warung atau toko berpenglaris dengan tidak.

Ketua komunitas Buana Mistik Banjarbaru, Shiba kepada Banjarmasinpost.co.id memaparkan cara membedakan toko dan warung berpenglaris atau tidak.

Memang ujar Shiba, Sabtu (07/04/2018) hanya orang-orang tertentu yang merasakan bahwa toko atau warung yang datangi berpenglaris.

Biasanya orang tersebut merasakan nuansa berbeda karena kepekaannya terhadap makhluk astral yang turut membantu larisnya dagangan.

"Biasanya ada menaruhnya di atas pintu masuk, ada yang di laci uang, ada juga penjual makanan yang mengoleskan di piring atau mangkok kalau itu berupa minyak biasanya," jelasnya.

Selain itu membedakan tempat usaha berpenglaris atau tidak dari warna cat bangunan.

Toko berpenglaris biasanya dominan berwarna hijau atau merah. Dua warna ini merupakan warna favorit orang sebelah.

Tipe bangunan pun juga bisa menjadi pembedahan, biasanya jelas Shiba bangunan dengan angin-angin yang tampak berbeda, bisa jadi memiliki penglaris.

Berdasarkan penglihatannya, di Banjarbaru juga ada beberapa warung dan toko yang berpenglaris. Loktabat Utara misalnya.

Baca: Ini Ucapan Menohok Jose Mourinho di Ruang Ganti Hingga Setan Merah Balik Ungguli City 2-3

Dampaknya Mengerikan

Salah satu penjual Penglaris berupa benda-benda asal Kota Banjarbaru, Oshe mengatakan sudah ada puluhan pembeli barang Penglaris miliknya.

Warga Kemuning ini mengatakan kebanyakan pembelinya berasal dari pedagang di daerah Hulu Sungai atau daerah HSS, HST, HSU , Balangan, dan Tabalong. Sisanya dari Banjarbaru, Banjarmasin hingga pulau Jawa.

Bukan untuk makanan, namun Penglaris justru digunakan untuk barang dagangan baju, dan barang mainan.

"Kalau pakai Penglaris supaya orang 'rambang mataan' jadi handak aja pas melihat," ujarnya kepada Banjarmasinpost.co.id , Sabtu (704/2018).

Barang Penglaris yang ia jual pun beragam, mulai dari keris Semar, hingga minyak.

Harganya pun beragam mulai dari Rp 1,5 juta hingga dibawah Rp 500 ribu. Kebanyakan pembelinya jelasnya memilih yang harga di bawah Rp 500 ribu.

"Masyarakat yang beli juga ekonomi menengah ke bawah, jadi harga yang murah-murah," ujarnya.

Selain itu juga efek dari Penglaris juga berbeda-beda, ada yang tahan selama dua tahun, tiga tahun hingga sangat lama.

Namun untuk Penglaris yang bertahan sangat lama tambah Oshe bisa menimbulkan dampak negatif ke penggunanya.

"Bisa ada anggota keluarganya yang cacat," ujarnya. (Banjarmasinpost.co.id/Milna)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved