Setelah Dikira Sopir, Kini Fredrich Yunadi Bersitegang dengan Jaksa KPK, "Sekolah Saya Lebih Tinggi"
Dalam persidangan, jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengajukan keberatan terhadap kebiasaan Fredrich itu.
Penulis: Justang Muhammad | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM - Terdakwa Fredrich Yunadi ditegur hakim karena memaggil saksi dengan sebutan 'situ' dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (5/4/2018).
Meski sudah diingatkan lebih dari sekali, Fredrich masih saja keceplosan dan memanggil saksi dengan sebutan 'situ'.
Dalam persidangan, jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengajukan keberatan terhadap kebiasaan Fredrich itu.
"Izin, Yang Mulia, kami keberatan dengan terdakwa yang selalu menyebut 'situ' kepada saksi. Tolong gunakan bahasa Indonesia yang benar," ujar jaksa M Takdir Suhan.
Baca: Aaa? Daftar Cewek Artis yang Terlibat Prostitusi Online Versi Robby Abbas saat Blak-blakan
Baca: Astaga! Siapa Artis Pria Yang Jadi Gigolo? Roby Abbas Blak-blakan Artis Nyambi Prostitusi Online
Baca: Terungkap Honor Evi Masamba Nyanyi di Pesta Nikah Anak Juragan Udang, Polisi Sibuk Atur Lalulintas
Ucapan jaksa itu kembali membuat Fredrich menjadi emosi.
Mantan pengacara Setya Novanto itu menilai jaksa KPK sengaja ingin menyerangnya secara personal.
"Eh, Bahasa Indonesia saya lebih bagus dari Anda, saya sekolahnya lebih tinggi. Ini apa mau berhadapan secara pribadi dengan saya?" Kata Fredrich.
Ketua majelis hakim Syaifudin Zuhri kemudian mencoba menenangkan antara Fredrich dan jaksa KPK.
Hakim mengulangi teguran agar Fredrich tidak memanggil saksi dengan sebutan situ.
"Mohon maaf, Yang Mulia, saya suka ketlisut," kata Fredrich. Dalam kasus ini, Fredrich Yunadi didakwa bersama-sama dengan dokter Bimanesh Sutarjo telah melakukan rekayasa agar Setya Novanto dirawat di Rumah Sakit Medika Permata Hijau.
Hal itu dalam rangka menghindari pemeriksaan oleh penyidik KPK. Saat itu, Novanto merupakan tersangka dalam kasus korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).
Sempat Dikira Sopir Setya Novanto
Petugas keamanan Rumah Sakit Medika Permata Hijau Abdul Aziz mengaku awalnya diberitahu oleh Fredrich Yunadi bahwa akan ada pasien korban kecelakaan yang akan tiba.
Pasien yang dimaksud yakni Setya Novanto.
Menurut Aziz, awalnya dia tidak mengenal Fredrich. Bahkan, Aziz menduga Fredrich sebagai sopir pribadi Setya Novanto.
Aziz baru mengetahui bahwa Fredrich adalah pengacara Setya Novanto saat diwawancarai oleh media massa.
"Malah saya kira Fredrich itu sopirnya. Saya enggak tahu kalau itu pengacara," kata Aziz saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (2/4/2018).
Menurut Aziz, Fredrich meminta agar petugas keamanan membantu mengangkat tubuh Setya Novanto. Saat itu, Novanto juga didampingi seorang ajudannya.
Setelah tiba di rumah sakit, Novanto langsung dibawa menggunakan brankar ke kamar VIP 323 di lantai III RS Medika Permata Hijau.
Dalam kasus ini, Bimanesh Sutarjo didakwa bersama-sama dengan pengacara Novanto, Fredrich Yunadi, telah melakukan rekayasa agar Setya Novanto dirawat di Rumah Sakit Medika Permata Hijau.
Hal itu dalam rangka menghindari pemeriksaan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Saat itu, Novanto merupakan tersangka dalam kasus korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).(*)
Baca: Aaa? Daftar Cewek Artis yang Terlibat Prostitusi Online Versi Robby Abbas saat Blak-blakan
Baca: Terungkap Honor Evi Masamba Nyanyi di Pesta Nikah Anak Juragan Udang, Polisi Sibuk Atur Lalulintas
Baca: Astaga! Siapa Artis Pria Yang Jadi Gigolo? Roby Abbas Blak-blakan Artis Nyambi Prostitusi Online
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fredrich: Eh, Bahasa Indonesia Saya Lebih Bagus dari Anda, Saya Sekolahnya Lebih Tinggi",