Jalan Layang Camba Ditarget Beroperasi Saat Mudik Lebaran
Proyek ini, kata Marlin, tidak merusak pegunungan atau hutan yang masuk dalam kawasan lindung negara.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Proyek elevated road Camba, poros Maros -Bone bakal dinikmati masyarakat yang bertujuan dari arah kota Makassar ke kawasan barat Sulsel yang meliputi kabupaten Bone, Sinjai, Soppeng, dan Wajo.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional XIII Makassar, Marlin Ramli mengatakan progres proyek tersebut sudah masuk 80 persen pengerjaan.
Dengan begitu, pihaknya optimis akan merampungkan proyek ini pada Mei 2018 mendatang.
"Kami usahakan jalan ini bisa di pakai mudik lebaran tahun ini," ujar Marlin.
Proyek ini, kata Marlin, tidak merusak pegunungan atau hutan yang masuk dalam kawasan lindung negara.
Olehnya ia memastikan setiap musibah bencana yang terjadi dikemudian hari bukan karena hadirnya proyek ini tetapi peristiwa alam.

Begitu pun dengan meluapnya sungai Pattunuang, pembangunan elevated tidak mengganggu atau tidak ada perubahan pada sungai Pattunuang.
"Jadi bisa di cek di lokasi, pembuangan material saja kita tidak buang di Maros, apalagi dikatakan ingin mengotori kawasan itu. Jalan ini untuk kepentingan orang banyak," ujar Marlin, Senin (2/4).
Sebagai pemerintah, pihaknya selaku pengelola sudah bekerja sesuai prosedur. Adapun proyek ini sepanjang 316 meter, yang berada di atas pegunungan Maros.
Terkait dengan proyek ini, Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, tak mau tinggal diam. Syahrul aktif meninjau pembangunan jalan layang Camba, di Maros.


Menurut Syahrul, jalan layan Camba tidak hanya bernilai ekonomi, tapi mengandung nilai estetika karena orang yang melintasi bisa menikmati keindahan alam dan hutan di sekitar.
Ia juga menyebutkan, jalan layang Camba sebagai solusi penguatan basis ekonomi Sulsel.
"Ini akan memudahkan akses masyarakat dari poros ekonomi wilayah tengah menuju ibu kota. demikian pula sebaliknya. Selama ini akses di lokasi itu terbilang sulit dengan jalan yang berkelok dan medan terjal. Yang pasti, proyek jalan tidak sampai mengorbankan keberlangsungan makhluk dan lingkungan hidup di sekitarnya,"kata Syahrul.(*)