Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Autoimun Adalah - Mengenal 'Pembunuh' Jamilah Sungkar, Kakak Tiri Zaskia Sungkar dan Shireen Sungkar

Pasalnya, sang kakak tiri yakni Jamilah Sungkar dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (31/3/2018) lalu.

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
Mark Sungkar, Jamilah Sungkar, Zaskia Sungkar, dan Shireen Sungkar. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kabar duka datang dari keluarga besar selebritis Zaskia Sungkar dan Shireen Sungkar.

Pasalnya, sang kakak tiri yakni Jamilah Sungkar dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (31/3/2018) lalu.

Jamilah Sungkar ialah putri dari Mark Sungkar, ayah Shireen dan Zaskia dari pernikahan sebelumnya.

Ia selama ini diketahui menetap di Amsterdam, Belanda.

Aktris Fenny Bauty, mantan istri Mark sekaligus ibu Jamilah mengungkapkan, bahwa kematian putrinya tersebut akibat penyakit autoimun.

"(Meninggal) karena penyakit autoimun yang menyerang organ tubuhnya, lambung, paru-paru, enggak ada imunnya lagi," ujar Fenny sebagaimana yang dikutip dari Kompas.com.

Perlu diketahui bahwa penyakit autoimun adalah penyakit yang membuat sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat atau melawan sel dan jaringan miliknya sendiri.

Menurut penuturan Fenny, penyakit autoimun yang dilalui mendiang Jamilah tidak memiliki obat.

"Autoimun itu engga ada obatnya yah! Tergantung bodinya bisa menerima apa enggak," ungkapnya.

Fenny juga mengungkapkan bahwa mendiang Jamilah terlah mengidap penyakit tersebut sejak setahun yang lalu.

Oleh karena itu, Mark, menurut Fenny sering bolak balik Jakarta-Belanda untuk merawat Jamilah.

"Saya Oktober tahun lalu temenin di sana.

Kebetulan lagi di sana. Sekarang lagi di sini, rupanya dia enggak kuat nahan sakit dan mungkin sudah ajal," ucap Fenny.

Dikutip dari Healthline.com, penyakit autoimun adalah suatu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel sehat dan sel jaringan miliknya sendiri.

Padahal, sistem imun dalam tubuh dirancang untuk mencari dan menghancurkan penyusup atau kuman penyebab penyakit, termasuk penyakit menular.

Penyakit autoimun adalah salah satu penyakit langka yang tidak diketahui pemicunya.

Banyak pasien dengan penyakit autoimun yang tidak sadar memiliki kondisi tersebut.

Oleh karena itu, penting untuk memahami jenis-jenis penyakit autoimun beserta gejalanya.

Jika Anda menemukan beberapa gejala berikut ini, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Radang Sendi

Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun kronis yang biasanya menyebabkan peradangan pada sendi dan jaringan yang meliputinya.

RA juga dapat mempengaruhi organ-organ tubuh lainnya.

Adapun gejala RA pada umumnya adalah nyeri sendi, kelelahan, nyeri otot, lemas dan lemah, kehilangan nafsu makan, dan sendi terasa kaku di waktu pagi.

Gejala lebih lanjut meliputi peradangan atau kemerahan pada kulit, demam ringan, radang selaput dada (radang paru-paru), anemia, tangan dan kaki tak bisa bergerak, mati rasa atau kesemutan, pucat, dan mata kerasa panas dan gatal.

Penelitian menunjukan bahwa wanita lebih rentan mengalami RA dibandingkan pria.

Meski begitu, penyakit ini bisa muncul pada usia berapapun.

Faktor-faktor seperti infeksi, gen, hormon, dan kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko penyakit ini.

Fibromyalgia

Fibromyalgia merupakan salah satu kondisi autoimun kronis yang dapat menyebabkan nyeri tubuh di luas otot dan sendi.

Selain itu, gejala lain yang dapat dirasakan antara lain yakni kelelahan, iritasi usus, gangguan ingatan, jantung berdebar, gangguan tidur, migrain, dan kesemutan.

Pada umumnya Fibromyalgia dialami oleh wanita dengan rentang usia antara 20 - 50 tahun.

Gejala Fibromyalgia seringkali dipicu akibat trauma fisik maupun emosional.

Meskipun pada beberapa kasus tidak ada penyebab yang dapat mengiidentifikasi sebagai sebab dari penyakit ini.

Ulcerative colitis

Penyakit radang usus ini sebagian besar mempengaruhi usus besar dan rektum.

Biasanya penyakit ini ditandai dengan nyeri perut, nyeri sendi, diarem mual, muntah, penurunan berat badan, dan pendarahan gastrointestinal.

Penyakit ini bisa menyerang pada usia berapapun, tetapi lazimnya terjadi di antara usia 15-30 tahun dan 50-70 tahun.

Orang-orang dengan riwayat keluarga Ulcerative colitis dan orang-orang keturunan Yahudi lebih berisiko terkena penyakit ini.

Penyakit ini setidaknya mempengaruhi 10 - 15 per 100.000 orang.

Penyakit Celiac

Penyakit ini merupakan suatu kondisi di mana tubuh tidak bisa menoleransi konsumsu gluten.

Gluten ialah sejenis protein yang ditemukan dalam semua bentuk gandum dan biji-bijian serupa seperti rye, barley, dan triticale.

Meskipun penyakit ini bisa terjadi pada semua usia, tetapi waktu kondisi ini terjadi cukup berbeda-beda.

Misalnya pada orang dewasa, kondisi ini kadang-kadang terwujud setelah operasi, infeksi virus, stres emosional yang berat, kehamilan, atau melahirkan.

Adapun pada anak-anak, kondisi ini seringkali muncul setelah gangguan pertumbuhan, muntah, perut kembung, dan perubahan perilaku.

Tak hanya itu, gejala yang muncul pun cukup bervariasi yakni sakit perut, sembelit atau diare, penurunan atau penambahan berat badan, anemia, nyeri tulang dan sendi, kelelahan, lemah, atau kekurangan energi.

Multiple Sclerosis

Multiple Sclerosis adalah penyakit autoimun yang mengakibatkan pecahnya zat lemak pelindung saraf di otak dan sumsum tulang belakang.

Gejala umumnya antara lain kelelahan, pusing, mati rasa atau lemah di satu sisi tubuh, neuritis optik (kehilangan penglihatan), penglihatan ganda atau kabur, keseimbangan goyah, kurangnya koordinasi, tremor, kesemutan, masalah di usus dan kantung kemih.

Penyakit ini dapat terjadi pada usia berapapun, tetapi pada umumnya terjadi di kalangan usia 20-40 tahun.

Selain itu, hampir sama dengan penyakit-penyakit sebelumnya, bahwa perempuan lebih berisiko terkena penyakit Multiple Sclerosis dibandingkan pria.(*)

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved