Kerap Dikeluhkan, Warga Harap RSUD Salewangang Dievaluasi
Pasalnya, pihak RSUD Salewangang sudah beberapa kali berulah dan terkesan tidak peduli, dengan keselamatan pasien BPJS
Penulis: Ansar | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Keluarga pasien BPJS dari BTN Wesabbe 2, Mandai, Abudzar, menagih janji Bupati Maros, Hatta Rahman dan Ketua DPRD, Chaidir Syam untuk mengevaluasi RSUD Salewangang, Minggu (25/3/2018).
Pasalnya, pihak RSUD Salewangang sudah beberapa kali berulah dan terkesan tidak peduli, dengan keselamatan pasien BPJS. Salah satu pasien BPJS yang dicueki, yakni adik kandung Abud, Fitri.
Fitri datang ke RSUD dengan membawa kartu BPJS. Dia ingin membuka jahitan di dagu dan bibir dalamnya, setelah kecelakaan pekan lalu. Namun dia tidak dilayani.
"Kami minta pak Bupati dan ketua DPRD Maros, untuk mengevaluasi kinerja RSUD Salewangang. Semoga keluarga saya, terakhir mengalami pelayanan tidak maksimal itu," katanya.
Jika Bupati dan DPRD tidak segera bertindak dan melakukan pembiaran, kemungkinan hal yang sama akan dialami warga lain yang ingin berobat.
"Saya yakin, masih ada pasien lain yang akan mengeluh. Yang mengeluh selama ini, hanya sebagian kecil dari pasien," katanya.
Sebelum Abud, dua keluarga pasien BPJS lainnya juga mengeluhkan pelayanan RSUD Salewangang. Kedua pasien tersebut berasal dari Bantimurung dan Simbang.
Sebelumnya, sorang keluarga pasien rujukan dari Puskesmas Bantimurung, Dg Kanang (53), Isak mengeluhkan pelayanan medis RSUD Salewangang, Kamis (15/2/2018) lalu.
Pasalnya, saat warga Mageloreng, Bantimurung, tersebut dilarikan ke RSUD Salewangang, perawat dan dokter justru bersantai dan terkesan tidak peduli dengan kondisi pasien.
Dg Kanang terpaksa dirujuk lantaran mengalami rasa sakit di bagian uluhati dan perut. Bagian tersebut mengeras, sementara pihak Puskesmas tidak bisa menanganinya.
Saat ambulans rujukan tiba di lobi RSUD Salewangang, perawat puskemas Bantimurung kembali mengurus pasien. Padahal, seharusnya tim medis RSUD sudah mengambil alih penanganan.
Setelah itu, anggota Komisi III DPRD Maros, Fitriani juga mengeluhkan pelayanan. Seorang keluarganya dari Simbang, Sangkala dilarikan ke RSUD Salewangang, pada Jumat (23/2/2017) sekitar pukul 23.00 wita.
Saat itu, kondisi Sangkala tiba-tiba drop akibat kekurangan darah.
Namun pada saat tiba di RSUD Salewangang, Fitriani turun dari mobil untuk menggiring, Sangkala masuk ke ruang Instasi Gawat Darurat (IDG). Saat itu, Fitriani menuju ke meja pelayanan.
Dokter jaga saat itu, mengancam akan menolak Sangkala, jika tidak memiliki kartu kesehatan dan uang jaminan.
Sebelumnya, Ketua DPRD Maros, Chaidir Syam berharap, akreditasi paripurna yang telah diraih oleh RSUD Salewangang, menjadi motivasi tim medis untuk lebih meningkatkan pelayanan.
Chaidir berjanji, DPRD Maros bersama pemerintah akan terus melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pelayanan kesehatan RSUD Salewangang.
Pihak RSUD juga harus memanjakan pasien dengan lemenuhan sarana dan prasarana kesehatan di ruang perawatan.
Plt RSUD Salewangang Maros, dr Maryam Haba menerima sertifikat piagam akreditasi Paripurna dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) di Gedung Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (12/2/2018) lalu.
Sementara Humas RSUD Salewangang, Ratna Edi yang dikonfirmasi tidak merespon.(*)