Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hari Hutan Internasional dan Hari Air Sedunia Bersanding di Lapas Maros

Peringatan itu difasilitasi Yakabus dan Pustaka Jeruji Indonesia serta didukung Pemkab Maros, Balai Arkeologi Sulsel, BPTP Sulsel, Demokrat, dan PAN

Penulis: Ansar | Editor: AS Kambie
dok.tribun
Pengambilan air suci di Bantimurung, Maros, dalam rangka memeringati Hari Air Sedunia, Rabu (21/3/2018). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Hari Hutan Internasional dan Hari Air Sedunia diperingati bersamaan di Lapas Klas II A Maros, Kamis (23/3/2018) ini.

Peringatan “kembar” itu difasilitasi Yayasan Kerja Bersama Untuk Semesta (Yakabus) dan Pustaka Jeruji Indonesia Lapas Maros. Kegiatan itu juga diidukung Pemkab Maros, Balai Arkeologi Sulsel, BPTP Sulsel, Partai Demokrat, dan Partai PAN.

“Kami akan mengadakan serangkaian acara pada Kamis 22 Maret 2018 jam 14.30 - selesai, di Lapas Klas II A Maros. Insya Allah, Hari Hutan Internasional dan Hari Air Sedunia bersanding di Lapas Maros,” ujar Sekretaris Yakabus, Salahuddin Alam, di Lapas Maros.

Menurutnya, Hari Hutan Internasional dan Hari Air Sedunia bersanding di Lapas Maros akan dihadiri Anggota Dewan Sumber Daya Air Nasional yang juga pimpinan Yayasan Garuda Nusantara Ully Hary Rusady.

"Mempertemukan air dari 9 mata air membuat saya tahun ini memilih ke Lapas Maros memperingati Hari Hutan Internasional dan Hari Air Sedunia," ujar Ully.

Menurut Salahuddin, acara tersebut digelar di lapangan terbuka dalam Lapas Maros. “Acara ini dapat diikuti oleh masyarakat, Komunitas Literasi, Komunitas Pencinta Alam, mahasiswa, dan pelajar yang cinta lingkungan,” kata Ketua Yakabus Zulkifli Nurdin.

Kepala Lapas Klas II A Maros, Warsianto, mengatakan, Lapas Maros memperoleh bantuan IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, tahun ini.

“Jadi momentum Hari Air dan hari Hutan adalah berkah tersendiri bagi kami petugas dan warga binaan,” kata Warsianto yang juga pendiri Pemasyarakatan Pencinta Alam (PasPala) sejak kuliah di Akademi Pemasyarakatan.

Kepala Pusat EkoRegion Sulawesi dan Maluku, Dirhamsyah , menyambut baik gagasan dari Yakabus yang mempertemukan parapihak di sebuah arena terbatas yang namanya Lapas.
Dekan Fakultas Kehutanan Unhas Yusran Yusuf mengatakan, ada empat jenis tanaman kayu yang akan ditanam secara simbolis, Kayu Welanreng, Bambu, Sukun, dan Eboni. “Kesemuanya adalah tanaman pengikat air,” ujar Yusran.

Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas Akin Duli, mengungkapkan, sesuai temuan arkeologi, banyak sungai dan mata air purba di wilayah Maros.

“Revitalisasi dan penyelamatan kawasan hutan sangat wajib bagi kita,” ujar Akin didampingi Pembantu Dekan III FIB Unhas, Andi Akhmar.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved