KTT ASEAN Australia 2018
Kombatan ISIS, Generasi Baru Terorisme Global
Penanggulangan terorisme memang menjadi satu dari isu utama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-Australia
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Anita Kusuma Wardana
“Kini generasi ketiga teroris itu traveler, mereka yang kembali dari Timur tengah, namun dengan jaringan ilmu perang yang terkoneksi dengan internet.”
Dia menambahkan, Simpatisan ISIL Regional tidak perlu lagi bepergian ke Timur Tengah untuk memajukan tujuan ISIL, atau mendapatkan pengalaman tempur.
Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alisius, menyebut traveler teroris itu, dengan “Kombatan ISIS dan Alqaedah.”
Markasnya di Marawi, Philipina, dekat laut China Selatan dan Pasifik. Ini lokasi yang amat strategis untuk menyebar ke ASEAN, dan Australia.
Merujuk penyebaran Kombatan ISIS yang memanfaatkan tarif pesawat murah, teknologi penyamaran, Turnbull sangat berharap negara-negara tetangganya di utara dan barat, bersedia membagi data intelijen terkait jaringan teroris.
“seperti pesan di media sosial, kita juga harus banyak berbagi,” ujar Turnbull.

Rencana aksi penanggulangan teroria ini juga tertuang dpam Ke-24 poin kesepakatan Deklarasi Sydney.
Poin-poin kesepahaman bidang ekonomi, sosial, keamanan dan cyber sekutit ini akan diimplementasikan dalam bentuk program aksi dalam tempo lima tahun terhitung sejak 2015 hingga 2019, yang menggunakan istilah; ASEAN-Australia Strategic Partnership (2015-2019).
24 poin kesepakatan ini adalah komitmen dan kesimpulan dari rangkaian sekitar 25 pembicaraan bilateral dan multilateral bersama dan terpisah antara 10 pemimpin negara Asia Tenggara plus Australia dan sekitar 32 menteri bidang diplomasi, perdagangan, dan keamanan dari 11 negara.
Lebih banyak pejuang akan berusaha kembali ke wilayah kami dan mereka kembali berperang-pertempuran dan dilatih.(*)