Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Setahun Buron, Anwar Alias Derita Pengeroyok Romo di Pinrang Akhirnya Ditangkap di Kalimantan

Sebelum menangkap Derita, polisi mengendus tempat persembunyiannya di sekitar Tabalong dan Balangan hingga langsung bergerak cepat.

Editor: Edi Sumardi
HANDOVER RESMOB POLDA SULSEL
Anwar alias Derita duduk di bagian belakang mobil saat ditangkap polisi di Desa Harus, Kecamatan Muara Harus, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Senin (12/3/2018). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Polisi dari Unit Resmob, Direktorat Reserse dan Kriminal Umum, Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama tim Crime-Fighters Resmob Satreskrim Polres Pinrang, menangkap Anwar alias Derita (32), terduga penganiaya Ismail alias Romo (36) hingga tewas.

Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (8/9/2016) sore di Kampung Sempang, Kelurahan Mattiro Ade, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang, Sulsel.

Baca: Diserang Kelompok Tak Dikenal, Warga Pinrang Tewas di Kolong Rumah

Namun, Derita baru ditangkap, Senin (12/3/2018) sore atau setahun lebih kemudian setelah buron atau melarikan diri ke Pulau Kalimantan.

Derita ditangkap di Desa Harus, Kecamatan Muara Harus, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan atas back-up personel Unit Resmob Polda Kalimantan Selatan dan Unit Resmob Satreskrim Polres Balangan.

Penangkapan dipimpin Kanit Resmob Polres Pinrang, Ipda Hasmun dan Kanit Resmob Polda Sulsel, Ipda Haris Wicaksono.

Sebelum menangkap Derita, polisi mengendus tempat persembunyiannya di sekitar Tabalong dan Balangan hingga langsung bergerak cepat.

Saat ditangkap, Derita langsung digiring ke Mapolres Balangan di Mampari, Batu Mandi.

Selanjutnya akan dibawa ke Mapolres Pinrang untuk ditahan.

50 Pengeroyok

Derita adalah satu di antara sekitar 50 pengeroyok Romo.

Romo tewas dengan akibat sejumlah luka sabetan parang pada beberapa bagian tubuhnya.

Selain, Romo, saat itu ada 2 pemuda lainnta ikut dikeroyok, namun nyawanya berhasil diselamatkan setelah dirawat di RSUD Pinrang.

Sebelum pengeroyokan terjadi, korban bersama dua rekannya sedang nongkrong di kolong rumah panggung milik Ambo Nasir.

Tiba-tiba segerombolan warga berjumlah sekitar 50 orang berjalan kaki membawa senjata tajam menyerang dan menyabetkan parangnya ke tubuh ketiga korban.

Romo berusaha menyelamatkan diri, namun terjebak di belakang rumah Nasir sementara dua rekannya berhasil kabur.

Akhirnya, Romo pun menjadi bulan-bulanan pelaku dan tewas di lokasi kejadian dalam posisi bersujud.

Melihat korban tumbang bersimbah darah, para pelaku langsung kabur.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved