WOW! Kolonel John Mandagi, Tukang Gojek Berpangkat Tertinggi dari Makassar, Lihat Fotonya
Dan, perannya di sejumlah perang dunia II, hingga kini tetap dikenang. Meski, memang mulai memudar di era millennial ini.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Mansur AM
Motor matik ini dia cicil saat baru beberapa bulan terdaftar resmi di perusahaan angkutan dan jasa berbasis online terbesar di Asia Tenggara ini.
“Dari pada saya hanya tinggal di rumah, bakar-bakar sampah,” katanya perihal aktivitasnya sejak pensiun akhir 1990-an silam.
Kala Tribun-Timur.com meminta waktu untuk wawancara lanjutan, Minggu (11/3/2018) pukul 16.30 wita, Letkol J Mandagi mengaku minta dijadwalulang.
“Saya mau ke gereja jam lima ini, nanti malam saja,” ujarnya merujuk gereja Petra, Jl Sungai Saddang, Kecamatan Ujungpandang, pusat kota Makassar.
Sejak berstatus purnawirawan, kolonel J Mandagi, memang lebih banyak menghabiskan waktu untuk keluarga serta ibadah dan pengabdian di gereja.
Namun, dua tahun terakhir mantan ajudan Pangkowilhan III Marsekal Pertama TNI Askari itu, punya aktivitas tambahan, ngojek online.
“Ini lebih sehat, dan banyak waktu bertemu dan bicara dengan orang tiap hari,” kata J Mandagi, mengungkap alasan memilih jadi rider online ini.
Istri dan anak, pria kelahiran Minahasa, Manado Sulawesi Utara ini, awalnya banyak yang ragu, tentan kemampuannya melayani penumpang yang beragam.
Putra bungsunya, Johan Mandagi, juga kerap memakai akun untuk antar jemput penumpang.
Anak sulungnya, kini jadi muallim kapal berbendara asing di Jawa.
Sedangkan putra keduanya, sejak awal 2000-an lalu menetap di Amsterdam. “Dia kerja di travel di Belanda,”.
Anak ketiga dan bungsu kini menemaninya di komplek perwira Ratatama, Jl Brigjen Pol Mappaouddang, Mamajang, selatan Makassar.
Dalam perjalanan dari Cenderawasih ke Mannuruki, dia bercerita sekelumit tentang kariernya sebagai tentara.
Di akhir dekade 1980-an, kolonel J Mandagi, sempat dipercaya menjadi staf atase pertahanan di Kedutaan Besar RI di Stockholm, Kerajaan Swedia merangkap Latvia.
Kolonel J Mandagi berkantor di kawasan Kungsbroplan 1, Stockholm, selama kurang lebih lima tahun.
Dia membawa istri dan empat anaknya ke negara ‘makmur’ di Eropa tengah itu.