Kadis Kopumdag Maros Temukan Masalah Baru, Pedagang Sampai Diintimidasi Lho
Dia berharap, DPRD segera mengeluarkan surat rekomendasi penambahan atau revisi Perbup yang telah ada
Penulis: Ansar | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Kepala Dinas Kopumdag Maros, Frans Johan mengaku, sejumlah pedagang yang mengontrak kios di pasar sentral telah diintimidiasi oleh warga lainnya. Hal tersebut, membuat pengontrak terpaksa menerima lapak di Tramo.
"Itu susahnya. Kadis lama tidak mensosialisasikan isi perbub. Terkait pengontrak yang disebut menerima jika hanya diberi lapak. Tapi kenyataannya tidak begitu. Banyak yang yang terpaksa terima lapak karena diintimidasi," kata Frans, Jumat (23/2/2018).
Hal tersebut dikatakannya saat menghadiri undangan RDP oleh Komisi II DPRD Maros.
Dia berharap, DPRD segera mengeluarkan surat rekomendasi penambahan atau revisi Perbup yang telah ada. Jika tidak, maka Frans tetap akan bekerja berdasarkan aturan perbub yang ada saat ini.
Sementara, mantan Kadis Kopumdag Syamsir mengakui Perbup tersebut memiliki banyak kelemahan. Hal tersebut membuatnya kewalahan menangani masalah pemindahan pedagang.
"Banyak kelemahan yang tertuang dalam Perbup. Tapi kami tetap berharap, semua pedagang baik pengontrak atau yang menyewakan terakomodir," katanya.
RDP tersebut digelar setelah 14 pedagang pasar sentral yang dipindahkan ke Tramo Maros, mengadu ke legislator dari fraksi Gerindra di kantor partai, Turikale, Selasa (20/2/2018).
Pedagang datang mengadu karena keberatan dengan pembagian kios, lods dan lapak oleh Kopumdag.
Perwakilan pedagang, Makmur mengatakan, pembagian tempat jualan di Tramo oleh Kopumdag dinilai tidak adil dan selalu berubah. Hal tersebut membuat sejumlah pedangang merasa dirugikan.
"Kami sangat keberatan dengan tindakan Kopumdag. Sejumlah pedagang yang telah menempati lods dan lapak berdasarkan hasil lot, dibatalkan lagi. Padahal kami semua sudah dapat tempat di Tramo," katanya.
Menurutnya, sebanyak 54 pedagang yang kecewa lantaran telah diberikan tempat untuk jualan oleh kopumdag. Namun tiba-tiba dibatalkan secara sepihak. Dari 14 pedagang yang datang ke sekertariat Gerindra, hanya perwakilan saja.(*)