Jusuf Kalla: Hiroshima Itu Momentum Perdamaian Dunia dan Kemakmuran Jepang
Itulah benang merah dari pidato pengukuhan gelar doktor honoris causa (Dr HC) M Jusuf Kalla (76) di Kampus Universitas Hiroshima
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN-TIMUR.COM, HIROSHIMA-BAGI Jusuf Kalla (76) konflik dan ketegangan adalah ketidakpastian. Sementara, ketidakpastian adalah musuh utama pelaku ekonomi.
Tak ada keteraturan dalam konflik. Sementara tugas pemerintah adalah mengatur. Keteraturan pertumbuhan ekonomi adalah awal kemakmuran satu bangsa.
Itulah benang merah dari pidato pengukuhan gelar doktor honoris causa (Dr HC) M Jusuf Kalla (76) di Kampus Universitas Hiroshima, Higashihiroshima, Kagamiyama, selatan Osaka, Jepang, Kamis (22/2/2018) siang.
Bagi Kalla, Hiroshima adalah dia membagi cerita, berbagi gagasan dan dampak besar dari konflik
“Saya sudah dua kali ke Hiroshima. di kampus ini. pertama saya duduk menceritakan perdamaian Poso dan Ambon tahun 2005. Ini yang kedua dikampus ini juga tentang perdamaian. IKota ini akan saya kenang dengan konflik dan perdamaian,” ujar Kalla di sambutan awal sebelum pengukuhan Dr HC di kampus yang berdiri 1946 itu.

Baca: Seremoni Doktor HC Jusuf Kalla di Hiroshima Cuma 30 Menit
Gelar Doktor HC dari Hiroshima ini adalah gelar ke11 dan kedua dari Jepang.
Tahun 2007 lalu, Kalla juga menerima gelar serupa dari Kobe University, selatan Tokyo.
Usai proses penganugerahan gelar Dr HC ke-11, pihak rektorat kembali memberikan waktu sekitar 35 menit kepada Kalla menyampaikqn pidato pengukuhan.
Resume Pidato berjudul The Incompatibility betwee. Conflict and Civilizatiion ini, dicetak dalam bentuk buku tipis, lalu dibagikan kesekitar 150-an undangan.
Baca: Survei Median: Jusuf Kalla dan Anis Matta Masuk Survei Capres 2019
Hiroshima adalah satu kampus tertua di Jepang, setelah Keida University tahun 1858 di Tokyo.
Hingga awal 2017 lalu, ada sekitar 16.500 alumnusnya. Kini ada sekitar 1020 mahasiswa Indonesia belajar di sini. ada sekitar 14-an mahasiswa asal Makasdar.
“Hiroshima ini terkenal dengan ilmu kedokterannya, saya dan banyak doaen Unhas perdalam medichine di sini,” ujar dokter spesialis bedah Prof Dr dr Idrus Paturusi SpBo, Rektor Unhas (2008-2014) yang juga pernah belajar di Hiroshima.
Kampus Hiroshima kini mempeketjaka 3.222 staf akademik, dengan mahasiswa S1; 11.322: mahasiswa master post graduates; 3.358 fan program doktotral 1758.
Kebanyakan mahasiswa yang datang menghadiri pidato pengukuhan Kalla adalah mahasiswa ilmu sosial, politik, dan mahaoswa asal Indonesia yang dapat beasiswa dari LPDP.
Menyampaikqn pidatonyq dalam bahasa Inggris, Kalla juga menceritakan kesungguhan dan niatnya mendamaikn sejumlah konflik di Tanah Air dalam rentang periode 25 tahun terakhir, membuatnya banyak diundamg kampus-kampus dalam dan luar negeri.
Perdamaian Malino, yang mendamaikan konflik berbau SARA di Poso Sulteng dan Ambon, tahun 1998, lalu menyusul perdamaian Aceh-GAM tahun 2008, juga mengahnatranya ikut terlibat dalam mendamaikan konflik Moro di Philipina.
Jusuf Kalla juga tahun 2016 lalu, sempat diminta oleh diplomat ASEAN dan dunia untuk andil di konflik pemerintah Myanmar dengan etnis Rohingnya.
Dari 11 gelar doktor kehormatan Kalla, 7 diantaranya di bisang perdamaian dan kesejahteraan rakyat, sisanya tentang ekonomi dan tatal pemerintahan.
Namun, Kalla mengakui apa yang dia peroleh di Hiroshima, berbeda.
Selain karena ini kali kedua, juga karena Hiroshima adalah kota yamg mengkhiri konflik terbesar dan paling mematikan, Perang Dunia ke II.
“Disini bom atom dijatuhkan, ratusan ribu warga sipil Hiroshima dan Nagasaki tewas, namun perang berakhir,” ujar Kalla saat mampir di Gembaku Dome, sisi timur Sungai Aioi, Hiroshima.
Jusuf Kalla dan rombongan mampir di situs gedung sisa bom tanggal 6 Agustus 1945, saat perjalanan dari Kampus Universitas Hiroshima ke Sin Hiroshima, Stasiun Kereta Api Super Cepat Shin Kansen ke Stasiun Sin Osaka, Kamis (22/2/2018) sore.
Jusuf Kalla, istri, dua putrinya Imelda dan Chairani Jusuf, staf ahli dan rombongan guru besar berfoto di situs itu.