https://web.snmptn.ac.id - Yuk, Daftar SNMPTN 2018 Mulai Hari Ini, Gratis!
Penerimaan mahasiswa baru program sarjana pada 85 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tahun ini dibuka melalui tiga jalur.
Waspada Kiat Penawaran Lolos SNMPTN
SNMPTN dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dimanfaatkan oknum-oknum tak bertanggungjawab untuk mencari keuntungan.
Seperti yang baru ini terungkap, beredar di sejumlah media sosial tentang seminar nasional kiat sukses menembus SNMPTN & SBMPTN dengan narasumber Dr Setyadi Widyawawan ST MT yang mengaku sebagai dosen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur.
Belakangan nama tersebut diketahui bukan merupakan dosen ITS.
Terkait hal tersebut, ITS menegaskan bahwa yang bersangkutan tidak pernah tercatat sebagai dosen di lingkungan ITS.
Menurut Wakil Rektor III ITS, Prof Arif Djunaidy, setelah ditelusuri di database kepegawaian tidak ditemukan sama sekali data yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan tersebut adalah dosendi lingkungan kampus ITS.
“Sudah kami cari di database, ternyata Dr Setyadi Widyawawan ST MT tidak tercatat sebagai dosen di ITS baik itu sebagai dosentetap PNS, dosen tetap non PNS, maupun sebagai dosen luar biasa atau dosen tamu,” tutur wakil rektor yang membidangi SDM, Organisasi dan Teknologi Sistem Informasi tersebut ketika dikonfirmasi SURYA.co.id (Tribunnews Network), Selasa (16/1/2018).
Bahkan, lanjut Arif, penelusuran tidak hanya dilakukan di database kepegawaian ITS. Namun juga dilakukan penelusuran di database alumni ITS.
“Di database alumni pun ternyata juga tidak ditemukan datanya pernah kuliah di ITS,” ujarnya.
Karena awalnya, dikhawatirkan bila yang mengaku-aku sebagai dosen ITS tersebut pernah tercatat sebagai mahasiswa ITS.
Selain mengaku sebagai dosen ITS, dalam flyer yang diedarkan tesebut, juga ditulis bahwa yang bersangkutan sebagai panitia SNMPTN 2017 untuk pengolahan data primer dan juga sebagai manajer akademik lembaga bimbingan belajar Primagama di Jogjakarta.
“Di kepanitiaan pusat SNMPTN & SBMPTN pun tidak nama yang bersangkutan tercatat sebagai anggota panitia,” tutur Arif yang juga panitia SNMPTN & SBMPTN 2018.
Apalagi, menurut Arif, di susunan kepanitiaan SNMPTN & SBMPTN tidak pernah ada bagian yang melakukan pengolahan data primer seperti yang disebutkan oleh oknum yang bersangkutan tersebut.
“Tidak pernah ada bagian pengolahan data primer seperti itu di panitia SNMPTN & SBMPTN,” ujarnya.
Aksi yang dilakukan oknum ini diperkirakan sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir ini.