Korban Tewas Capai 27 Orang, Ini 6 Fakta Baru Kecelakaan Maut Tanjakan Emen, Berikut Kata Polisi
Kecelakaan yang melibatkan sebuah bus pariwisata itu menelan korban jiwa hingga 27 orang.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Mansur AM
Hanya saja, jejak-jejak ban berwarna hitam itu terlihat tipis.
"Jejak ban ini kemungkinan bekas ban dari bus yang direm sopir. Kalau jejak ban bekas remnya tiba-tiba menebal kemudian menipis lagi, kemungkinan karena remnya tidak berfungsi dengan baik. Sempat ngerem dan kecepatan berkurang, tapi karena remnya tidak terlalu berfungsi maka kecepatan bus meningkat lagi," ujar petugas olah TKP dari Polres Subang, Bripka D Iskandar di lokasi kejadian, Minggu (11/2/2018).
2. Olah TKP dengan bantuan drone
Pesawat tanpa awak alias drone difungsikan untuk memetakan lokasi kejadian.
Olah TKP menggunakan sejumlah alat yakni Varo yang berfungsi untuk memetakan lokasi secara tiga dimensi.
3. Jalur rawan kecelakaan
Turunan Emen yang berada di jalur arah Subang dari Bandung selama ini dikenal sebagai jalur rawan kecelakaan.
Menurut Kepala Dishub Jabar Dedi Taufik, jalur itu panjangnya mencapai 2.4 kilometer, membentang jalan dengan turunan dan kelokan curam dari pintu masuk Tangkuban Perahu hingga tikungan dengan plang nama Kampung Aster Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang.
Lokasi kejadian persis di tikungan terakhir dari jarak 2,4 km tersebut.
Setelah jarak 2,4 km tersebut, masih membentang jalan hingga kawasan wisata Sari Ater hingga Kecamatan Jalan Cagak.
Hanya saja, turunannya tidak securam di track jalan sepanjang 2,4 km sebelumnya.
4. Tidak ada jalur penyelamatan
Meski rambu-rambu peringatan rawan kecelakaan banyak dipasang di sepanjang jalur itu, tak ada jalur escape road atau jalur penyelamatan.
Jalan darurat berfungsi sebagai jalur khusus kendaraan membantingkan kendaraannya manakala rem kendaraan tersebut blong.
Selama ini, kecelakaan di turunan tersebut karena sistem rem yang bermasalah sehingga kendaraan terbanting masih di jalur itu.